Sabtu, 22 Oktober 2016

PENGERTIAN ASAM BASA

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas izin-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini saya susun berdasarkan data dari berbagai sumber yang saya dapatkan dan saya mencoba menyusun data-data itu hingga menjadi sebuah karya tulis ilmiah sederhana yang berbentuk makalah.
Asam dan basa merupakan sesuatu yang tidak asing lagi dalam kehidupan kita sehari. Banyak barang yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari termasuk ke dalam contoh asam dan basa. Seperti buah-buahan, sayur-sayuran, bahan industri, dan lain sebagainya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau pun untuk teman-teman yang akan membuat makalah dengan tema yang sama.
            Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini sangat banyak kekurangannya,karena pengetahuan saya yang kurang luas, oleh karena itu segala kritik dan saran sangat saya harapkan agar  dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut.Terima kasih.


Pekanbaru ,  Desember 2015

DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................
Daftar isi ...........................................................
Bab I PENDAHULUAN
Latar belakang....................................................
Permasalahan.....................................................
Maksud dan tujuan.............................................
Bab II ISI
Landasan Teori...................................................
Bab III PENUTUP
Kesimpulan........................................................
Daftar pustaka....................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang
Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan kita. Kita senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang kita konsumsi sebagian besar bersifat asam, sedangkan pembersih yang kita gunakan (sabun, detergen, dll.) adalah basa. Enzim-enzim dan protein dalam tubuh kita juga merupakan asam.
Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan. Keasaman tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada di atasnya. Kualitas air juga dapat ditentukan dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu daerah yang dilanda hujan asam akan mengalami kerusakan lingkungan yang cukup buruk.
Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa lain) di alam berupa liquid (larutan). Karena bentuk inilah yang mudah untuk direaksikan dengan senyawa lainnya. Meskipun asam dan basa yang kita konsumsi sehari-hari berupa padatan seperti makanan dan sabun, namun pada akhrinya tetap butuh diencerkan juga (direaksikan atau dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap atau digunakan.
2.     Permasalahan
    1.      Apakah pengertian asam basa menurut Arrhenius?
    2.      Apakah pengertian asam basa menurut Bronsted dan Lowry?
    3.      Apakah pengertian asam basa menurut Lewis?
  4.      Apakah kekurangan dan kelebihan konsep asam basa dari ketiga pakar kimia tersebut?

3.     Maksud dan Tujuan
Untuk memberikan informasi kepada teman teman tentang larutan mengenai ASAM BASA
     1.      Untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Kimia sebagai salah satu syarat pembelajaran yang diajarkan.
  2.      Untuk memperdalam pengetahuan penulis dalam bidang Kimia, khususnya tentang Asam Basa .

BAB II
LANDASAN TEORI

ASAM DAN BASA
       Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis termasuk Antoine Lavoisier secara keliru berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier mendefinisikan asam sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya akan asam kuat hanya terbatas pada asam-asam okso dan karena is tidak mengetahui komposisi sesungguhnya dari asamasam halida, HCI, HBr, dan HI.
            Lavoisier-lah yang memberi nama oksigen dari dua kata bahasa Yunani yaitu oxus (asam) dan gennan (menghasilkan) yang berarti “penghasil/pembentuk asam”. Setelah unsur klorin, bromin, dan iodin teridentifikasi dan ketiadaan oksigen dalam asam – asam halida ditemukan oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1810, definisi oleh Lavoisier tersebut kemudian ditinggalkan. Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk Humphry Davy berkeyakinan bahwa semua asam mengandung hidrogen. Setelah itu pada tahun 1884, ahli kimia Swedia yang bernama Svante August Arrhenius dengan menggunakan landasan ini, mengemukakan teori ion dan kemudian merumuskan pengertian asam.
Basa dapat dikatakan sebagai lawan dari asam. Jika asam dicampur dengan basa, maka kedua zat itu saling menetralkan sehingga sifat asam dan basa dihilangkan.
1. Teori Asam-Basa Arrhenius
Menurut Arrhenius pada tahun 1903, asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen (atau ion hidronium, H3O+) sehingga dapat meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+).
Basa  adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida sehingga dapat meningkatkan konsentrasi ion hidroksida.
Konsep asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air, sehingga tidak dapat diterapkan pada larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan dimana tidak ada H+ dan OH-.
Penetralan terjadi karena ion hidrogen dan ion hidroksida bereaksi untuk menghasilkan air. 
2. Teori BrΦnsted dan Lowry
Di tahun 1923, kimiawan Denmark Johannes Nicolaus BrΦnsted (1879-1947) dan kimiawan Inggris Thomas Martin Lowry (1874-1936) secara independen mengusulkan teori asam basa baru, yang ternyata lebih umum.
asam: zat yang mendonorkan proton (H+) pada zat lain
basa : zat yang dapat menerima proton (H+) dari zat lain.
Perhatikan contoh berikut :
NH4 + (aq)  +  H2O(l)  →  NH3(aq) + H3O+(aq)
asam                basa
H2O(l)  + NH3(aq) ⎯⎯→  NH4+(aq)  +  OH–(aq)
asam          basa
Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (donor proton) dan sebagai basa (akseptor proton). Zat seperti itu bersifat amfiprotik (amfoter).
Konsep asam-basa dari Bronsted-Lowry ini lebih luas daripada konsep asam-basa Arrhenius karena hal-hal berikut :
Konsep asam-basa Bronsted-Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain
Asam-basa Bronsted-Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi juga dapat berupa kation atau anion. Konsep asam-basa ronsted-Lowry dapat menjelaskan sifat asam dari NH4Cl. Dalam NH4Cl, yang bersifat asam adalah ion NH4+ karena dalam air dapat melepas proton.
3. Teori Asam Dan Basa Menurut Lewis
Perkembangan selanjutnya adalah konsep asam-basa Lewis, zat dikatakan sebagai asam karena zat tersebut dapat menerima pasangan elektron bebas dan sebaliknya dikatakan sebagai basa jika dapat menyumbangkan pasangan elektron. Konsep asam basa ini sangat membantu dalam menjelaskan reaksi organik dan reaksi pembentukan senyawa kompleks yang tidak melibatkan ion hidrogen maupun proton.
Asam : zat yang dapat menerima pasangan electron (akseptor pasangan electron)
Basa : zat yang dapat memberikan pasangan electron (donor pasangan electron).
Lewis mengamati bahwa molekul BF3 juga dapat berperilaku seperti halnya asam (H+) sewaktu bereaksi dengan NH3. Molekul BF3 dapat menerima sepasang elektron dari molekul NH3 untuk membentuk ikatan kovalen antara B dan H.
Teori asam basa Lewis lebih luas dibandingkan teori asam basa Arhenius dan Bronsted Lowry , karena :
Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang berlangsung dalam pelarut air, pelarut bukan air, dan tanpa pelarut sama sekali.
Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton (H+), seperti reaksi antara BF3 dan NH3.

Kekuatan Asam dan Basa
Pada dasarnya skala/tingkat keasaman suatu larutan bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. Makin besar konsentrasi ion H+ makin asam larutan tersebut. Umumnya konsentrasi ion H+ sangat kecil, sehingga untuk menyederhanakan penulisan, seorang kimiawan dari Denmark bernama Sorrensen mengusulkan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H+. Nilai pH sama dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara matematika diungkapkan dengan persamaan :

 1. Derajat keasaman (pH) 

Untuk air murni pada temperatur 25 °C :
[H+] = [OH-] = 10-7 mol/L
Sehingga pH air murni = – log 10-7 = 7.
 Jika pH = 7, maka  larutan bersifat netral
Jika pH < 7, maka larutan bersifat asam
Jika pH > 7, maka larutan bersifat basa
Pada temperatur kamar : pKw = pH + pOH = 14

Asam Kuat 
Disebut asam kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1). Untuk menyatakan derajat  keasamannya, dapat ditentukan langsung dari konsentrasi asamnya dengan melihat valensinya.

Nama
Asam Kuat
Asam klorida
Asam nitrat
Asam sulfat
Asam bromida
Asam iodida
Asam klorat
Asam perklorat
Asam klorit
Asam bromit
Asam perbromat
Asam iodit
Asam periodat
HCl
HNO3
H2SO4
HBr
HI
HClO3
HClO4
HClO3
HBrO3
HBrO4
HIO3
HIO4

Asam Lemah 
Disebut asam lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya,    α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya derajat keasaman tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi asam lemahnya (seperti halnya asam kuat). Penghitungan derajat keasaman dilakukan dengan menghitung konsentrasi [H+] terlebih dahulu.

Basa Kuat 
Disebut basa kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1). Pada penentuan derajat keasaman dari larutan basa terlebih dulu dihitung nilai pOH dari konsentrasi basanya.

Asam asetat
Asam askorbat
Asam benzoat
Asam borat
Asam karbonat
Asam sitrat
Asam format
Asam hidrazida
Asam sianida
Asam fluorida
Hidrogen peroksida
Asam hipoklorit
Asam laktat
Asam nitrit
Asam oksalat
Fenol C6H5OH
Asam propanoat
Asam sulfit
Asam urat
Asam fosfat
Asam sulfida
Asam arsenat
Asam butanoat
Asam heptanoat
Asam heksanoat
Asam oktanoat
Asam pentanoat
CH3COOH
H2C6H6O6
C7H5O2H
H3BO3
H2CO3
H3C6H5O7
CHCOOH
HN3
HCN
HF
H2O2
HClO
HC3H5O3
HNO2
C2H2O4
C6H5OH
CH3CH2COOH
H2SO3
C5H3N4O3H
H3PO4
H2S
H3AsO4
C3H7COOH
C4H9COOH
C5H11COOH
C7H15COOH
C6H13COOH































































































Nama
Basa Kuat
Litium hidroksida
Atrium hidroksida
Kalium hidroksida
Kalsium hidroksida
Rubidium hidroksida
Stronsium hidroksida
Secium hidroksida
Barium hidroksida
LiOH
NaOH
KOH
Ca(OH)2
RbOH
Sr(OH)2
CsOH
Ba(OH)2



 Basa lemah 
Disebut basa lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya,    α  ≠ 1, (0 <  α < 1). Penentuan besarnya konsentrasi OH- tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi basa lemahnya (seperti halnya basa kuat), akan tetapi harus dihitung dengan menggunakan rumus : 
di mana, Cb = konsentrasi basa lemah
Kb = tetapan ionisasi basa lemah

Nama
Basa Lemah
gas amoniak
besi(II) hidroksida
hidroksilamine
Aluminium hidroksida
Besi (III) hidroksida
Amonium hidroksida
Metilamin hidroksida
Etilamin hidroksida
NH3
Fe(OH)2
NH2OH
Al(OH)3
Fe(OH)3
NH4OH
CH3NH3OH
C2H5NH3OH

Asam dan Basa dapat Dibedakan dari Rasa dan Sentuhan 

Asam mempunyai rasa masam. Rasa masam yang kita kenal misalnya pada beberapa jenis makanan seperti jeruk, jus lemon, tomat, cuka, minuman ringan (soft drink) dan beberapa produk seperti sabun yang mengandung belerang dan air accu . Sebaliknya, basa mempunyai rasa pahit. Tetapi, rasa sebaiknya jangan digunakan untuk menguji adanya asam dan basa, karena beberapa asam dan basa dapat mengakibatkan luka bakar dan merusak jaringan.
Seperti halnya rasa, sentuhan bukan merupakan cara yang aman untuk menguji basa, meskipun kita  telah terbiasa dengan sentuhan sabun saat mandi atau mencuci. Basa (seperti sabun) bersifat alkali, bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian. Reaksi ini merupakan bagian dari rasa licin yang diberikan oleh sabun, yang sama halnya dengan proses pembersihan dari produk pembersih saluran.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1.Asam Basa Menurut Arrhenius :
     a.      Asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+
     b.     Basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–
   c.    Konsep asam basa dari Arrhenius masih belum sempurna karena hanya terbatas dalam pelarut air saja.

2. Asam Basa Menurut Bronsted dan Lowry :
  1. Asam adalah zat yang menghasilkan dan mendonorkan proton (H+) pada zat lain.
  2. Basa adalah zat yang dapat menerima / akseptor proton (H+) dari zat lain.  
  3. asam-basa dari Bronsted-Lowry ini lebih luas daripada konsep asam-basa Arrhenius karena tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain. Asam-basa Bronsted-Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi juga dapat berupa kation atau anion .
3.Asam Basa Menurut Lewis :
  1. Asam : zat yang dapat menerima pasangan electron (akseptor pasangan electron)
   2. Basa : zat yang dapat memberikan pasangan electron (donor pasangan electron).
    3. Teori asam basa Lewis lebih luas dibandingkan teori asam basa Arhenius dan Bronsted Lowry , karena dapat menjelaskan reaksi asam basa yang berlangsung dalam pelarut air, pelarut bukan air, dan tanpa pelarut sama sekali. Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton (H+), seperti reaksi antara BF3 dan NH3. 

DAFTAR PUSTAKA

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/kekuatan-asam-dan-basa/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/asam_dan_basa/konsep-ph-poh-dan-pkw/
http://www.smkn1bandung.com/modul/adaptip/adaptif_kimia/larutan_asam_dan_basa.pdf
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/asam_dan_basa/sifat-sifat-asam-basa-dan-garam/
purba,mikael.2006.kimia untuk sma kelas XI. Jakarta :erlangga
purba,mukael.2006.kimia untuk sma kelas XI semester II. Jakarta : erlangga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar