HUBUNGAN TEKTONIK DENGAN WAKTU
Teori yang mengatakan bahwa kerak-kerak bumi tidak bersifat
permanen, tetapi bergreak-gerak secara mengapung, mulai diperkenalkan pada awal
abad 20. Setelah melalui berbagai perdebatan yang sengit selama beberapa tahun,
ide atau teori ini ditolak oleh sebagian besar ahli ilmu bumi. Tetapi, selama
periode tahun 1950-an sampai 1960-an banyak bukti-bukti yang ditemukan oleh
para peneliti yang mendukung teori tersebut, sehingga teori yang sudah pernah
ditinggalkan ini menjadi pembicaraan lagi atau mulai diperhatikan lagi. Pada
tahun 1968 teori tentang kontinen mengapung ini telah diterima secara luas, dan
selanjutnya disebut Teori Tektonik
Lempeng (“Plate Tectonics”).
Pengapungan Kontinen : Sebuah Ide Tentang
Masa Lalu
Pada tahun 1912, Alferd Wegener,
seorang ahli klimatologi dan geofisika, menerbitkan bukunya yang berjudul “The
Origin of Continents and Oceans”. Pada bukunya ini Wegener mengemukakan empat
teori dasar yang berhubungan dengan hipotesis radikalnya tentang Pengapungan Kontinen. Salah satu
dalilnya mengatakan bahwa dulunya ada sebuah superkontinen yang kemudian
disebut “Pangea” (berarti benua
secara keseluruhan), berada dalam satu kesatuan. Kemudian dia menghipotesis
bahwa sekitar 200 juta tahun yang lalu superkontinen ini mulai terpecah-pecah
menjadi kontinen-kontinen yang lebih kecil, yang kemudian berpindah secara
mengapung dan meempati posisinya seperti sekarang ini. Wegener dan
kawan-kawanya yang sependapat dengan teori ini, kemudian mengumpulkan sejumlah
bukti untuk mendukung pendapatnya. Bukti-bukti tersebut adalah adanya
kesesuaian antara Amerika Selatan dan Afrika, baik dari segi paleoklimatik,
fosil, maupun struktur batuan, yang kesemuanya menunjukkan bahwa kedua benua
tersebut pernah menjadi satu.
Kesesuaian Kontinen
Bukti yang paling kuat tentang
adanya kesesuaian antara Amerika Selatan dan Afrika telah dikemukakan oleh Sir
Edward Bullard dan kawan-kawanya pada tahun 1960-an. Bukti tersebut berupa peta
yang digambar dengan menggunakan bantuan komputer, dimana datanya diambil dari
kedalaman 900 meter di bawah muka air laut.
Bukti-bukti Fosil
Fosil-fosil yang diajukan oleh
Wegener untuk mendukung teorinya, adalah :
·
Fosil tumbuhan “Glassopteria” yang ditemukan menyebar
secara luas di benua-benua bagian Selatan, seperti Afrika , Australia
dan Amerika Selatan. Fosil ini berumur Mesozoikum. Fosil tersebut kemudian
ditemukan juga di benua Antartika.
·
Fosil reptil “Mesosaurus” yang ditemukan di Amerika
Selatan Bagian timur dan Afrika bagian Barat.
·
Kesamaan Tipe dan Struktur Batuan
Contoh kesamaan batuan yang
ditemukan adalah : Busur Pegunungan Appalachian yang berarah timurlaut dan
memanjang sampai ke bagian timur Amerika
Serikat, yang tiba-tiba menghilang di bagian pantai Newfoundland . Pegunungan yang mempunyai umur
dan struktur yang sama dengan pegunungan di atas, ditemukan di Greendland dan
Eropa Utara. Jika kedua benua tersebut (Amerika dan Eropa) disatukan kembali,
maka pegunungan di atas juga akan bersatu menjadi satu rangkaian pegunungan.
Bukti Paleoklimatik
Dari hasil penelitiannya, Wegener
menemukan bahwa pada Akhir Paleozoikum, sebagian besar daerah di belahan bumi
bagian selatan telah ditutupi oleh lempengan-lempengan es yang tebal.
Daerah-daerah tersebut adalah Afrika bagian Selatan, Amerika
Selatan , India
dan Australia .
Wegener juga menemukan bukti bahwa
pada saat yang sama (Paleozoikum Akhir), daerah-daerah sekitar 30o
di dekat khatulistiwa yang beriklim tropis dan subtropis juga ditutupi oleh es.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan
tersebut, maka Wegener menyimpulkan bahwa dulunya secara keseluruhan daerah di
bagian selatan bumi telah ditutupi oleh lapisan es. Kemudian secara
perlahan-lahan sebagian massa
benua di bagian tersebut bergerak ke arah utara, yaitu ke arah khatulistiwa.
Hal ini terbukti karena adanya lapisan es yang ditemukan di daerah sekitar
khatulstiwa tersebut. Wegener menyimpulkan hal ini, karena secara logis tidak
mungkin terbentuk lapisan es yang luas dan tebal di daerah khatulistiwa, yang
diketahui beriklim tropis dan subtropis.
Pangea : Sebelum dan Sesudah
Robert Dietz dan John Holden telah mencoba untuk merekonstruksi
bagaimana keadaan sebenarnya dari migrasi besar-besaran yang pernah dialami
oleh individu-individu kontinen, selama lebih dari 500 juta tahun. Dengan
mengekstrapolasikan kembali pergerakan lempeng, yang dihubungkan dengan
perjalanan waktu, dan dibantuk oleh data-data seperti orientasi struktur
volkanik, distrubusi dan pergerakan transform, serta paleomagnetisme, Dietz dan
Holden telah mampu untuk merekonstruksi Pangea. Dengan menggunakan data
penanggalan radiometri, kedua ahli ini juga dapat menentukan kapan Pangea ini
mulai terbentuk dan kapan mulai terpecah. Kemudian berdasarkan data-data posisi
relatif dari hot spot, maka juga dapat menentukan lokasi yang tepat dari
setiap kontinen.
Terpecah-pecahnya Pangea
Pangea mulai terpecah sekitar 200 juta tahun yang lalu, dimana
terjadi fragmentasi yang diikuti oleh jalur-jalur pergerakan dari setiap
kontinen dan terdapat dua buah celah besar yang terjadi akibat fragmentasi ini.
Celah antara Amerika Utara dan Afrika menyebabkan munculnya batuan basal yang
berumur Trias secara besar-besaran di sepanjang Pantai Timur Amerika Serikat.
Penanggalan radiometri pada basal ini menunjukkan bahwa celah tersebut antara
200 sampai 165 juta tahun yang lalu. Waktu ini sekaligus bisa digunakan sebagai
waktu terbentuknya Atlantik Utara. Celah yang terbentuk di bagian selatan
Gondwana berbentuk hurup Y, yang menyebabkan termigrasinya Lempeng India ke bagian Utara dan sekaligus memisahkan Amerika
Selatan – Afrika dari Australia
– Antartika.
Sekitar 135 juta tahun yang lalu, posisi kontinen Afrika dan Amerika
Selatan mulai memisah dari Atlantik Selatan. Pada saat ini India sudah berada separuh jalan menuju ke Asia , dan bagian selatan dari Atlantik Utara telah mulai
melebar. Pada Kapur Akhir, sekitar 65 juta tahun yang lalu, Madagaskar telah
terpisah dari Afrika, dan Atlantik Selatan berubah menjadi laut terbuka.
Sekitar 45 juta tahun yang lalu, India telah bersatu dengan Asia,
yang kemudian menyebabkan terbentuknya pegunungan tertinggi di dunia, yaitu
Himalaya, yang tersebar di sepanjang Dataran Tinggi Tibet. Kemudian terjadi
pemisahan Greendland dari Eurasia , yang
bersamaan juga terjadi pembentukan Semenanjung Baja dan Teluk Kalifornia. Peristiwa
tersebut ditaksi terjadi kurang dari 10 juta tahun yang lalu.
Sebelum Pangea
Sebelum Pangea terbentuk, massa-massa benua mungkin telah mengalami
berbagai episode fragmentasi yang sama dengan yang telah kita ketahui sekarang.
Kontinen-kontinen purba tersebut dulu telah bergerak saling menjauh satu dengan
yang lainnya. Selama periode antara 500 sampai 225 juta tahun yang lalu,
fragmen-fragmen yang sebelumnya telah menyebar, mulai bersatu membentuk Pangea.
Bukti dari adanya tumbukan awal ini meliputi Pegunungan Ural di Uni Soviet dan
Pegunungan Appalacian di Amerika Utara.
Pandangan ke Masa Depan
Setelah membuat rekonstruksi keadaan dunia sekitar 500 juta tahun
yang lalu, Dietz dan Holden kemudian mencoba untuk memprediksi keadaan bumi di
masa depan. Pada 50 juta tahun yang akan datang, perubahan penting terjadi pada
Lempeng Afrika, dimana sebuah lautan yang baru akan terbentuk akibat Afrika
bagian timur terpisah dari benua utama. Di Amerika Utara terlihat bahwa
Semenanjung Baja dan bagian selatan Kalifornia yang terletak di sebelah barat
Sesar San Andreas, telah tergeser melewati Lempeng Amerika Utara tersebut. Jika
pergerakan ke arah utara ini, betul-betul terjadi sesuai yang diprediksi, maka Los Angeles dan San
Francisco akan saling melewati satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar