1. Tata Nama Senyawa
Metode sistematik
untuk penamaan senyawa disebut Sistem Tata Nama. Sistem ini disusun berdasarkan
aturan dari IUPAC (International Union of pure and Apllied Chemistry). Senyawa
dapat dibedakan menjadi 4, yaitu : Senyawa Biner, senyawa poliatomik, senyawa
asam, dan senyawa basa.
A.SENYAWA BINER
Senyawa Biner adalah senyawa yang dibentuk dari dua
unsur. Senyawa biner dapat terbentuk dari satu unsur logam dan satu unsur nonlogam
atau kedua-duanya unsur nonlogam. Jika unsur pertama adalah logam dan unsur
lainnya adalah nonlogam, maka senyawa biner tersebut umumnya berbentuk ionik
atau senyawa biner
Cara penamaan senyawa biner untuk :
a. LOGAM DAN NON LOGAM
Menuliskan nama usnur logam tanpa modifikasi apapun,
kemudian diikuti nama unsur nonlogam dengan akhiran “-ida”. Contoh : NaCl =
Natrium klorida
Unsur logam dengan bilangan oksidasi lebih dari satu
jenis, maka bilangan oksidasinya ditulis dengan angka romawi serta diletakkan
diantara nama logam dan nonlogam. Misalnya : FeF3 = Besi (III) florida
b. NONLOGAM DAN NON LOGAM
Penamaan secara umum sama dengan penamaan pada senyawa
logam dan nonlogam, hanya saja rumus dan senyawanya dituliskan dengan memandang
mana yang memiliki bilangan oksidasi positif baru kemudian diikuti unsur dengan bilanga oksidasi
negatif. Misalkan HCl à Hidrogen klorida dab bukan ClH
Unsur yang membentuklebih dari senyawa biner memakai
awalan bahasa lain 1=mono, 2=di, 3=tri, 4=tetra, 5=penta, 6=heksa, 7=penta, 8=okta,
9=nona, 10=deka.
Contoh : CO2 = Karbon dioksida, N2O5 = Dinitrogen
pentaoksida
SENYAWA POLIATOMIK
Senyawa poliatomik merupakan senyawa yang dibentuk dari
ion poliatomik. Pada ion poliatomik, dua atau lebih atom-atom bergabung
bersama-sama dengan ikatan kovalen.
Senyawa yang tersusun lebih dari dua unsur digolongkan
sebagai senyawa poliatom, seperti Ca(ClO)2 atau kaporit, NaCO3 (soda kue), dan
H2SO4 (asam sulfat). Senyawa poliatom umumnya mengandung oksigen. Tata nama
senyawa poliatom yang mengandung oksigen didasarkan pada jumlah atom oksigen
yang dikandungnya. Senyawa yang mengandung jumlah oksigen paling banyak diberi
akhiran -at, sedangkan yang paling sedikit diberi akhiran -it.
Contoh:
Na2SO4 (natrium sulfat), Na2SO3 (natrium sulfit)
KClO3 (kalium klorat), KClO2 (kalium klorit).
Tata nama senyawa tersebut tidak memadai setelah
ditemukan senyawa yang mengandung atom oksigen lebih banyak atau lebih sedikit
dari senyawa tersebut. Untuk itu, senyawa yang mengandung atom oksigen lebih
banyak lagi diberi awalan per-, sedangkan senyawa yang lebih sedikit dari
contoh senyawa di atas diberi awalan hipo-.
Contoh:
KClO4 dinamakan kalium perklorat
KClO3 dinamakan kalium klorat
KClO2 dinamakan kalium klorit
KClO dinamakan kalium hipoklorit
Catatan tentang senyawa poliatomik :
a. Anion umumnya lebih banyak jumlahnya dibanding kation.
b. Kation yang paling populer adalah NH4+.
c. Anion kebanyakan memakai akhiran “-it” dan “-at” serta
awalan”hipo-“ atau “hiper-“
d.Oksigen dapat membentuk banyak senyawa anionpoliatom
yang disebut anion okso
e. Penamaan berdasarkan tingkat oksidasi dari atom-atom
yang mengikat oksigen dari yang terkecil “hipo-“ dan yang tertinggi “per-“
f. Semua anioan okso dari Cl, Br, dan I memiliki muatan
-1
g. Awalan “tio-“berarti bahwa satu atom sulfur telah
ditambahkan untuk menggantikan satu atom oksigen (ion sulfat memiliki satu atom
S dan 4 atom . ion tiosulfat memiliki 2 atom S dan 3 atom O)
2. SENYAWA ASAM DAN BASA
Pembawa sifat asam adalah ion H+ dan pembawa sifat Basa
adalah ion OH-. Senyawa sam biner merupakan senyawa gabungan H dengan atom-atom
nonlogam, misalnya : HCl = Asam klorida, HBr = Asam bromida (nama asam
disebutkan lebih dahulu). Pada senyawa basa penamaan senyawa basa dituliskan
dengan menyebutkan nama atom yang terkat pada ion OH- dan diikuti dengan
akhiran hidroksida.
Contoh : NaOH = Natrium hidroksida, Al(OH)3 = Aluminium
hidroksida.
B. Rumus Kimia
Rumus kimia didefinisikan sebagai rumus suatu zat yang
menggunakan lambang dan jumlah atom-atom unsur penyusun senyawa. Dalam rumus
kimia, bilangan yang menyatakan jumlah unsur ditulis dalam bentuk indeks bawah
(tikalas) setelah lambang unsurnya.
1. Rumus Empirik dan Rumus Molekul
Untuk menentukan rumus molekul suatu senyawa dilakukan
dalam dua tahap. Tahap pertama, menentukan unsur-unsur yang terkandung dalam
senyawa dan komposisinya. Temuan yang diperoleh dinamakan rumus empirik. Tahap
kedua, menentukan massa molekul relatifnya.
Rumus empirik adalah rumus paling sederhana dari suatu
molekul, yang hanya menunjukkan jenis dan perbandingan terkecil dari unsur yang
menyusun senyawa itu. Contoh: 1. Rumus empirik etena adalah CH2.
Rumus
sesungguhnya dari etena adalah C2H4. 2. Rumus empirik amonia adalah NH3. Rumus
sesungguhnya dari amonia juga NH3. Untuk senyawa berupa molekul(molekuler),
penting diketahui berapa jumlah atom sesungguhnya yang terdapat dalam setiap
molekul. Hal ini dapat diketahui setelah massa molekul relatif dari molekul
ditentukan.
2. Massa Molekul Relatif
Massa molekul relatif ditentukan di laboratorium dengan
berbagai metode atau dapat juga dihitung dari massa atom relatif jika jumlah
dan jenis unsurnya diketahui. Massa molekul relatif disingkat dengan Mr.
Tinjau molekul amonia dengan rumus molekul NH3. Dalam
molekul ini terkandung satu atom nitrogen dan tiga atom hidrogen. Jika Ar N =
14 sma dan Ar H = 1 sma maka rumus molekul relatif NH3 = 17 sma atau Mr NH3 =
17 sma.
3. Rumus Senyawa Ion
Senyawa ion dibentuk melalui serah-terima elektron
menghasilkan kation dan anion. Dalam senyawa ion, jumlah muatan kation harus
sama dengan muatan anion agar dihasilkan senyawa netral secara listrik.
Tinjau senyawa NaCl. Ion Na+ memiliki muatan positif satu
dan ion Cl– memiliki muatan negatif satu sehingga rumus kimianya NaCl.
Tinjau senyawa Na2SO4. Dalam senyawa ini, ion Na+
bermuatan satu, sedangkan ion SO4 2– muatannya dua. Agar senyawa yang dibentuk
netral maka diperlukan dua ion natrium untuk ion sulfat. Jadi, rumus kimia dari
natrium sulfat adalah Na2SO4.
Dalam Al2(SO4)3, ion aluminium bermuatan 3+ (Al3+) dan
ion sulfat bermuatan 2– (SO4 2–). Agar senyawa yang terbentuk netral maka ion
aluminium dikalikan muatan ion sulfat dan sebaliknya sehingga rumus kimianya
adalah Al2(SO4)3.
Untuk menentukan rumus kimia dari ion-ion perlu
diperhatikan hal-hal berikut.
a. Tuliskan nama senyawa ionnya.
b. Tuliskan ion-ion yang terlibat.
c. Setarakan muatan positif dan negatif.
d. Tuliskan rumus kimia tanpa muatan.
Senyawa ion berbeda dengan senyawa molekuler. Umumnya
senyawa molekuler berupa molekul sebagaimana tersirat dalam rumus kimianya.
Adapun senyawa ion membentuk struktur kristal yang sangat besar, tersusun dari
kation dan anion secara bergantian. Bagaimana menentukan massa molekul relatif
dari senyawa ion? Menentukan massa molekul relatif senyawa ion diambil dari
rumus empiriknya.
Contoh:
Walaupun kristal NaCl tersusun dari jutaan ion Na+ dan
Cl–, massa molekul relatifnya ditentukan dari satuan rumusnya, yaitu NaCl.
Jadi, massa rumus relatif NaCl = Ar Na + Ar Cl = 58,5 sma.
C. Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi didefinisikan sebagai persamaan yang
menyatakan kesetaraan jumlah zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dengan
menggunakan rumus kimia. Dalam reaksi kimia terdapat zat-zat pereaksi dan
zat-zat hasil reaksi. Dalam menuliskan persamaan reaksi, rumus kimia pereaksi
dituliskan di ruas kiri dan rumus kimia hasil reaksi dituliskan di ruas kanan.
Antara kedua ruas itu dihubungkan dengan anak panah (⎯⎯→
)
yang menyatakan arah reaksi kimia.
Contoh:
Logam magnesium bereaksi dengan gas klorin membentuk
magnesium klorida. Tuliskan persamaan reaksinya. Persamaan reaksinya adalah Mg
+ Cl2 ⎯⎯→MgCl2
1. Menyetarakan Reaksi
Menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia
pereaksi dan hasil reaksi disertai dengan koefisiennya masing-masing.
a. Menuliskan Persamaan Reaksi.
Reaksi kimia mengubah zat-zat asal (pereaksi = reaktan ) menjadi zat baru (produk).
- Jenis dan jumlah atom yang terlibat dalam reaksi tidak
berubah, tetapi ikatan kimia di antaranya berubah.
- Ikatan kimia dalam pereaksi diputuskan dan terbentuk
ikatan baru dalam produknya.
- Atom-atom ditata ulang membentuk produk reaksi.
Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dengan 2
langkah :
1). Menuliskan rumus kimia zat pereaksi dan produk,
lengkap dengan keterangan wujudnya.
2). Penyetaraan, yaitu memberi koefisien yang sesuai
sehingga jumlah atom setiap unsur sama pada kedua ruas ( cara sederhana ).
b. Menyetarakan Persamaan Reaksi.
Langkah-langkahnya ( cara matematis ) :
a). Tetapkan koefisien salah satu zat, biasanya zat yang
rumusnya paling kompleks = 1, sedangkan zat lain diberikan koefisien sementara
dengan huruf.
b). Setarakan terlebih dahulu unsur yang terkait langsung
dengan zat yang diberi koefisien 1 itu.
c). Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika
atom O disetarakan paling akhir.
2. Contoh-contoh Reaksi
Reaksi Penguraian
Reaksi penguraian adalah suatu reaksi senyawa tunggal
terurai menjadi
dua atau lebih zat yang baru.
Contoh:
Jika amonium klorida dipanaskan maka akan terurai menjadi
amonia dan asam klorida. Persamaan reaksinya:
NH4Cl(s) ⎯⎯→ NH3(g) + HCl(g)
Reaksi Penggabungan
Reaksi penggabungan adalah reaksi dimana dua buah zat
atau lebih bergabung membentuk satu jenis zat yang baru.
Contoh:
Di atmosfir gas nitrogen dan gas hidrogen dapat bereaksi
membentuk amonia dengan bantuan petir. Persamaan reaksinya: N2(g) + 3H2(g)⎯⎯→2NH3(g)
Reaksi Pendesakan
Reaksi pendesakan atau disebut juga reaksi pertukaran
tunggal adalah reaksi dimana suatu unsur menggantikan posisi unsur lain dalam
suatu senyawa.
Contoh:
Jika logam seng dicelupkan ke dalam larutan tembaga(II)
sulfat akan menggantikan posisi tembaga. Persamaan reaksinya: Zn(s) + CuSO4(aq)
⎯⎯→ Cu(s) + ZnSO4(aq)
Reaksi Metatesis
Reaksi metatesis atau reaksi pertukaran ganda adalah
reaksi kimia yang melibatkan pertukaran antar ion-ion dalam senyawa yang
bereaksi.
Contoh:
Larutan natrium sulfat bereaksi dengan barium nitrat
membentuk endapan putih dari barium sulfat. Persamaan reaksinya: Na2SO4(aq) +
Ba(NO3)2(aq) ⎯⎯→ 2NaNO3(aq) + BaSO4(s)
A.
Tata Nama Senyawa Kimia
Setiap hari selalu ditemukan senyawa baru, baik hasil sintesis
di laboratorium maupun hasil isolasi dari bahan alam. Jika senyawa
baru yang ditemukan sederhana, namanya disesuaikan dengan aturan,
tetapi jika senyawa itu kompleks, biasanya didasarkan pada asal bahan
atau dihubungkan dengan sifat senyawanya. Penamaan senyawa diatur
oleh IUPAC berdasarkan hasil kesepakatan para ilmuwan sedunia,
bertujuan agar nama senyawa di seluruh negara sama.Terdapat dua kelompok
besar senyawa, yaitu senyawa anorganik dan senyawa organik.
1. Tata Nama Senyawa Anorganik
Senyawa anorganik adalah golongan senyawa yang tersusun dari unsur-unsur
yang tidak mengandung atom karbon organik. Umumnya senyawa anorganik
relatif sederhana dan dikelompokkan ke dalam senyawa biner dan senyawa
poliatom.
a. Tata Nama Senyawa Biner
Senyawa biner adalah senyawa yang tersusun dari dua macam unsur. Penamaan
senyawa ini didasarkan pada nama unsur pembentuknya yang ditulis secara
berurutan sesuai penulisan rumus kimia (lambang senyawa) dan akhiran dari
unsur keduanya diganti -ida.
Contoh:
Senyawa
KCl tersusun dari unsur kalium dan klorin, namanya adalah kalium klorida.
Senyawa Na2O tersusun dari unsur natrium dan
oksigen, namanya adalah natrium oksida.
Jika
dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, seperti NO, NO2,
dan N2O4 penambahan kata 'ida' tidak cukup
sebab akan muncul senyawa dengan nama yang sama. Untuk kasus ini, nama
senyawa ditambah dengan kata mono-(satu), di-(dua), tri-(tiga), atau
tetra-(empat) yang menunjukkan jumlah unsur.
Contoh:
NO =
nitrogen monoksida
NO2 =
nitrogen dioksida
N2O4 =
dinitrogen tetraoksida atau nitrogen tetraoksida
b. Tata Nama Senyawa Poliatom
Senyawa yang tersusun lebih dari dua unsur digolongkan sebagai senyawa
poliatom, seperti Ca(ClO)2 atau kaporit, NaCO3 (soda
kue), dan H2SO4 (asam sulfat). Senyawa
poliatom umumnya mengandung oksigen. Tata nama senyawa poliatom yang
mengandung oksigen didasarkan pada jumlah atom oksigen yang dikandungnya.
Senyawa
yang mengandung
jumlah oksigen paling banyak diberi akhiran -at, sedangkan yang paling
sedikit diberi akhiran -it.
Contoh
:
Na2SO4 (natrium sulfat), Na2SO3 (natrium
sulfit), KClO3 (kalium klorat), KClO2 (kalium
klorit).
Tata nama senyawa tersebut tidak memadai setelah ditemukan senyawa yang
mengandung atom oksigen lebih banyak atau lebih sedikit dari senyawa
tersebut. Untuk itu, senyawa yang mengandung atom oksigen lebih banyak
lagi diberi awalan per-, sedangkan senyawa yang lebih sedikit dari contoh
senyawa di atas diberi awalan hipo-.
Contoh :
KClO4 dinamakan kalium perklorat
KClO3 dinamakan
kalium klorat
KClO2 dinamakan
kalium klorit
KClO
dinamakan kalium hipoklorit
Terdapat nama senyawa yang tidak mengikuti aturan IUPAC disebabkan namanya
sudah umum (trivial). Beberapa contoh nama trivial senyawa disajikan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Beberapa Nama Senyawa Secara Trivial
NH3
|
amonia
|
KAl(SO4)2
|
tawas
|
H2O
|
air
|
Hg2Cl2
|
kalomel
|
FeS
|
ferit
|
N2H4
|
hidrazin
|
Catatan
:
Urutan
nama senyawa biner :
Lima
(penta-)
Enam
(heksa)
Tujuh
(hepta-)
Delapan
(okta-)
Sembilan
(nona-)
Sepuluh
(deka-)
2.
Tata Nama Senyawa Organik
Senyawa organik adalah senyawa yang mengandung atom karbon, kecuali
CO, CO2, CN, dan ion CO3 2– tergolong
senyawa anorganik. Senyawa organik diklasifikasikan ke dalam senyawa
hidrokarbon dan turunan hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa
yang hanya terdiri atas atom karbon dan hidrogen. Senyawa hidrokarbon
digolongkan ke dalam alkana,alkena,dan alkuna.
Catatan
:
Dalam senyawa organik, atom karbon dapat mengikat atom karbon
yang lain membentuk rantai sangat panjang atau bercabang, seperti:
CH3 = CH2 = CH2 =
CH2 = CH2 = CH3
a.
Tata Nama Alkana
Senyawa alkana paling sederhana adalah metana (CH4), etana (C2H6),
propana (C3H8), dan butana (C4H10).
Keempat nama senyawa ini sudah dikenal umum (trivial). Senyawa alkana lain
dengan jumlah atom karbon lebih tinggi dari keempat alkana itu diberi nama
berdasarkan aturan IUPAC dengan menambahkan akhiran -ana.
Contoh:
C5H12 dinamakan pentana (penta: lima)
C6H12
dinamakan heksana (heksa: enam)
C7H14
dinamakan heptana (hepta: tujuh)
b. Tata Nama Alkena dan Alkuna
Tata nama senyawa golongan alkena sama seperti pada alkana, hanya akhiran
-ana diganti dengan -ena.
Contoh :
C2H4 dinamakan etena
C3H6 dinamakan
propena
Tata nama senyawa golongan alkuna juga tidak berbeda dengan alkana atau
alkena, tetapi akhirannya menjadi -una.
Contoh :
C2H2 dinamakan etuna
C3H4 dinamakan
propuna
Untuk tata nama senyawa yang mengandung atom karbon lebih banyak seperti
alkena dan alkuna, perlu diketahui posisi ikatan rangkapnya. Posisi ikatan
rangkap dalam alkena dan alkuna adalah pada atom karbon dengan nomor urut
terkecil.
Contoh :
1.
CH3=CH–CH2–CH2–CH3 dinamakan
1-pentena
2.
CH3–CH2–CH=CH–CH2–CH3 dinamakan
3-heksena
3.
CH≡ C–CH2–CH2–CH2–CH3 dinamakan
1-heksuna
4.
CH3–C ≡ C–CH2–CH2–CH2–CH3 dinamakan
2-heptuna
Catatan
:
Dalam senyawa organik, atom karbon dapat mengikat atom karbon
yang lain membentuk rantai sangat panjang atau bercabang, seperti:
B.
Rumus Kimia
Pada pembahasan sebelumnya, semua senyawa dituliskan menggunakan lambang
yang menunjukkan jenis dan komposisi unsur penyusunnya. Lambang senyawa
seperti itu dinamakan rumus kimia atau formula.
Rumus kimia didefinisikan sebagai rumus suatu zat yang menggunakan lambang
dan jumlah atom-atom unsur penyusun senyawa. Dalam rumus kimia, bilangan
yang menyatakan jumlah unsur ditulis dalam bentuk indeks bawah (tikalas)
setelah lambang unsurnya.
1. Rumus Empirik dan Rumus Molekul
Untuk menentukan rumus molekul suatu senyawa dilakukan dalam dua tahap.
Tahap pertama, menentukan unsur-unsur yang terkandung dalam senyawa dan
komposisinya. Temuan yang diperoleh dinamakan rumus empirik. Tahap kedua,
menentukan massa molekul relatifnya.
Rumus
empirik adalah rumus paling sederhana dari suatu molekul, yang hanya
menunjukkan jenis dan perbandingan terkecil dari unsur yang menyusun
senyawa itu.
Contoh :
Rumus empirik etena adalah CH2. Rumus sesungguhnya dari
etena adalah C2H4.
Rumus
empirik amonia adalah NH3. Rumus sesungguhnya dari amonia
juga NH3.
Untuk senyawa berupa molekul(molekuler), penting diketahui berapa jumlah
atom sesungguhnya yang terdapat dalam setiap molekul. Hal ini dapat
diketahui setelah massa molekul relatif dari molekul ditentukan.
2. Massa Molekul Relatif
Apa yang dimaksud dengan massa molekul relatif? Massa molekul relatif
ditentukan di laboratorium dengan berbagai metode atau dapat juga dihitung
dari massa atom relatif jika jumlah dan jenis unsurnya diketahui. Massa
molekul relatif disingkat dengan Mr. Tinjau molekul amonia dengan rumus
molekul NH3 . Dalam molekul ini terkandung satu atom
nitrogen dan tiga atom hidrogen. Jika Ar N = 14 sma dan Ar H = 1 sma maka
rumus molekul relatif NH3 = 17 sma atau Mr NH3 =
17 sma.
3.
Rumus Senyawa Ion
Senyawa ion dibentuk melalui serah-terima elektron menghasilkan kation dan
anion. Dalam senyawa ion, jumlah muatan kation harus sama dengan muatan
anion agar dihasilkan senyawa netral secara listrik. Tinjau senyawa NaCl.
Ion Na+ memiliki muatan positif satu dan ion Cl– memiliki muatan negatif
satu sehingga rumus kimianya NaCl.
Tinjau
senyawa Na2SO4. Dalam senyawa ini, ion Na+ bermuatan
satu, sedangkan ion SO4 2– muatannya
dua. Agar senyawa yang dibentuk netral maka diperlukan dua ion natrium
untuk ion sulfat. Jadi, rumus kimia
dari
natrium sulfat adalah Na2SO4. Dalam Al2(SO4)3
ion aluminium bermuatan 3+ (Al3+) dan ion
sulfat bermuatan 2– (SO4 2–) Agar
senyawa yang terbentuk netral maka ion aluminium dikalikan muatan ion
sulfat dan sebaliknya sehingga rumus kimianya adalah Al2(SO4)3
Untuk menentukan rumus kimia dari ionion perlu diperhatikan hal-hal
berikut.
a. Tuliskan nama senyawa ionnya.
b.
Tuliskan ion-ion yang terlibat.
c.
Setarakan muatan positif dan negatif.
d.
Tuliskan rumus kimia tanpa muatan.
Tabel
2. Muatan Total Ion dalam Senyawa
Ion dan senyawa
|
Na+Na+
|
CO3 2–
|
Na2CO3
|
Muatan Total
|
2+
|
2–
|
0
|
Ion dan senyawa
|
Al3+Al3+
|
SO4 2–
SO4 2–
SO4 2–
|
Al2(SO4)3
|
Muatan Total
|
6+
|
6–
|
0
|
Tabel
3. Rumus Kimia Senyawa Ion
Nama
Senyawa
|
Ion
|
Rumus
Kimia
|
|
Positif
|
Negatif
|
||
Natrium
hidroksida
|
Na+
|
OH –
|
NaOH
|
Kalium
nitrat
|
K+
|
NO3 –
|
KNO3
|
Amonium
sulfat
|
NH4 +
|
SO4 2–
|
(NH4)2SO4
|
Kalsium
karbonat
|
Ca2+
|
CO3 2–
|
CaCO3
|
Kalsium
bikarbonat
|
Ca2+
|
HCO3 –
|
Ca(HCO3)2
|
Magnesium
klorida
|
Mg2+
|
Cl–
|
MgCl2
|
C. Persamaan Kimia
Kajian utama dalam ilmu Kimia adalah mempelajari perubahan materi atau
reaksi kimia. Agar reaksi kimia yang terjadi mudah
dikomunikasikan, digunakan lambang dan zat-zat yang terlibat dalam reaksi
kimia yang dinyatakan dalam bentuk persamaan kimia atau persamaan reaksi.
1. Persamaan Reaksi
Persamaan
reaksi didefinisikan sebagai persamaan yang menyatakan kesetaraan jumlah
zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dengan menggunakan rumus kimia.
Dalam reaksi kimia terdapat zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi.
Dalam menuliskan persamaan reaksi, rumus kimia pereaksi dituliskan di ruas
kiri dan rumus kimia hasil reaksi dituliskan di ruas kanan. Antara kedua
ruas itu dihubungkan dengan anak panah ( → ) yang menyatakan arah reaksi
kimia.
Contoh :
Logam magnesium bereaksi dengan gas klorin membentuk magnesium klorida.
Tuliskan persamaan reaksinya.
Persamaan reaksinya adalah Mg + Cl2 → MgCl2
2. Menyetarakan Persamaan Reaksi
Tinjau reaksi antara logam natrium dan gas klorin. Berdasarkan percobaan,
dalam reaksi tersebut dihasilkan natrium klorida dengan rumus kimia NaCl.
Bagaimana persamaan reaksinya?
Suatu
persamaan reaksi dikatakan benar jika memenuhi hukum kimia, yaitu zat-zat
yang terlibat dalam reaksi harus setara, baik jumlah zat maupun muatannya.
Sebelum menuliskan persamaan reaksi yang benar, tuliskan dulu persamaan
kerangkanya. Persamaan kerangka untuk reaksi ini adalah
Na + Cl2 → NaCl
Apakah persamaan sudah setara jumlah atomnya? Persamaan tersebut belum
setara sebab pada hasil reaksi ada satu atom klorin, sedangkan pada
pereaksi ada dua atom klorin dalam bentuk molekul Cl2. Untuk menyetarakan
persamaan reaksi, manakah cara berikut yang benar?
a. Mengubah pereaksi menjadi atom klorin, persamaan menjadi:
Na + Cl → NaCI
b. Mengubah hasil reaksi menjadi NaCl2 , dan persamaan
menjadi:
Na + Cl2 → NaCl2
Kedua persamaan tampak setara, tetapi kedua cara tersebut tidak
benar, sebab mengubah fakta hasil percobaan.
Gas klorin yang direaksikan berupa molekul diatom sehingga harus tetap
sebagai molekul diatom. Demikian pula hasil reaksinya berupa
NaCl bukan NaCl2. Jadi, kedua persamaan reaksi tersebut
tidak sesuai Hukum Perbandingan Tetap.
Cara yang benar untuk menyetarakan persamaan reaksi adalah
dengan menambahkan bilangan di depan setiap rumus kimia dengan angka
yang sesuai. Bilangan yang ditambahkan ini dinamakan koefisien reaksi.
Jadi, cara yang benar untuk menyetarakan persamaan reaksi adalah
dengan cara menentukan nilai koefisien reaksi. Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
a.
Oleh karena ada dua atom Cl yang bereaksi maka bubuhkan angka 2 di depan
NaCl. Persamaan kerangka menjadi:
Na + Cl2 → 2NaCl
b. Jumlah atom Cl di sebelah kiri dan kanan persamaan sudah setara (ruas
kiri dan kanan mengandung 2 atom Cl).
c. Di ruas kanan jumlah atom Na menjadi 2, sedangkan ruas kiri hanya 1
atom. Untuk menyetarakannya, tambahkan angka 2 di depan lambang unsur Na
sehingga persamaan menjadi: 2Na + Cl2 → 2NaCl
Dengan
cara seperti itu, jumlah atom di ruas kiri sama dengan di ruas kanan.
Dengan demikian, persamaan reaksi sudah setara.
Catatan
:
Penulisan persamaan reaksi harus tunduk pada hukum-hukum dasar:
• Hukum kekekalan massa (jumlah zat)
•
Hukum perbandingan tetap (rumus kimia)
•
Sifat-sifat listrik (muatan)
Persamaan reaksi tersebut belum lengkap sebab belum mencantumkan wujud
atau fasa zat yang terlibat dalam reaksi kimia. Menurut aturan IUPAC,
penulisan fasa atau wujud zat dalam persamaan reaksi sejajar dengan rumus
kimianya. Adapun aturan lama fasa dituliskan sebagai indeks bawah. Untuk
melengkapinya, gunakan lambang-lambang berikut.
a. Tambahkan huruf (g), singkatan dari gas untuk zat berupa gas.
b.
Tambahkan huruf (l), singkatan dari liquid untuk zat berupa cair.
c.
Tambahkan huruf (s), singkatan dari solid untuk zat berupa padat.
d.
Tambahkan huruf (aq), singkatan dari aqueous untuk zat berupa larutan.
Berikut
ini beberapa persamaan reaksi kimia yang sudah setara dan lengkap.
Persamaan Reaksi :
Na2O(s) + SO3(g )→Na2SO4(s)
NaOH(aq)
+ HCl(aq) →NaCl(aq) + H2O(l)
CaCO3(s)
+ 2HCl(aq) →CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
NaHCO3(s)
+ HCl(aq) →NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
3. Contoh-Contoh
Reaksi
a. Reaksi Penguraian
Reaksi penguraian adalah suatu reaksi senyawa tunggal terurai menjadi dua
atau lebih zat yang baru.
Contoh:
Jika amonium klorida dipanaskan maka akan terurai menjadi amonia dan asam
klorida. Persamaan reaksinya:
b.
Reaksi Penggabungan
Reaksi penggabungan adalah reaksi dimana dua buah zat atau lebih bergabung
membentuk satu jenis zat yang baru.
Contoh :
Di atmosfir gas nitrogen dan gas hidrogen dapat bereaksi membentuk amonia
dengan bantuan petir.
c.
Reaksi Pendesakan
Reaksi
pendesakan atau disebut juga reaksi pertukaran tunggal adalah reaksi
dimana suatu unsur menggantikan posisi unsur lain dalam suatu senyawa.
Contoh :
Jika logam seng dicelupkan ke dalam larutan tembaga(II) sulfat
akan menggantikan posisi tembaga.
d.
Reaksi Metatesis
Reaksi metatesis atau reaksi pertukaran ganda adalah reaksi kimia yang
melibatkan pertukaran antar ion-ion dalam senyawa yang bereaksi.
Contoh :
Larutan natrium sulfat bereaksi dengan barium nitrat membentuk endapan
putih dari barium sulfat. Persamaan reaksinya:
A.
Tata Nama Senyawa Kimia
Setiap hari selalu ditemukan senyawa baru, baik hasil sintesis
di laboratorium maupun hasil isolasi dari bahan alam. Jika senyawa
baru yang ditemukan sederhana, namanya disesuaikan dengan aturan,
tetapi jika senyawa itu kompleks, biasanya didasarkan pada asal bahan
atau dihubungkan dengan sifat senyawanya. Penamaan senyawa diatur
oleh IUPAC berdasarkan hasil kesepakatan para ilmuwan sedunia,
bertujuan agar nama senyawa di seluruh negara sama.Terdapat dua kelompok
besar senyawa, yaitu senyawa anorganik dan senyawa organik.
1. Tata Nama Senyawa Anorganik
Senyawa anorganik adalah golongan senyawa yang tersusun dari unsur-unsur
yang tidak mengandung atom karbon organik. Umumnya senyawa anorganik
relatif sederhana dan dikelompokkan ke dalam senyawa biner dan senyawa
poliatom.
a. Tata Nama Senyawa Biner
Senyawa biner adalah senyawa yang tersusun dari dua macam unsur. Penamaan
senyawa ini didasarkan pada nama unsur pembentuknya yang ditulis secara
berurutan sesuai penulisan rumus kimia (lambang senyawa) dan akhiran dari
unsur keduanya diganti -ida.
Contoh:
Senyawa
KCl tersusun dari unsur kalium dan klorin, namanya adalah kalium klorida.
Senyawa Na2O tersusun dari unsur natrium dan
oksigen, namanya adalah natrium oksida.
Jika
dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, seperti NO, NO2,
dan N2O4 penambahan kata 'ida' tidak cukup
sebab akan muncul senyawa dengan nama yang sama. Untuk kasus ini, nama
senyawa ditambah dengan kata mono-(satu), di-(dua), tri-(tiga), atau
tetra-(empat) yang menunjukkan jumlah unsur.
Contoh:
NO =
nitrogen monoksida
NO2 =
nitrogen dioksida
N2O4 =
dinitrogen tetraoksida atau nitrogen tetraoksida
b. Tata Nama Senyawa Poliatom
Senyawa yang tersusun lebih dari dua unsur digolongkan sebagai senyawa
poliatom, seperti Ca(ClO)2 atau kaporit, NaCO3 (soda
kue), dan H2SO4 (asam sulfat). Senyawa
poliatom umumnya mengandung oksigen. Tata nama senyawa poliatom yang
mengandung oksigen didasarkan pada jumlah atom oksigen yang dikandungnya.
Senyawa
yang mengandung
jumlah oksigen paling banyak diberi akhiran -at, sedangkan yang paling
sedikit diberi akhiran -it.
Contoh
:
Na2SO4 (natrium sulfat), Na2SO3 (natrium
sulfit), KClO3 (kalium klorat), KClO2 (kalium
klorit).
Tata nama senyawa tersebut tidak memadai setelah ditemukan senyawa yang
mengandung atom oksigen lebih banyak atau lebih sedikit dari senyawa
tersebut. Untuk itu, senyawa yang mengandung atom oksigen lebih banyak
lagi diberi awalan per-, sedangkan senyawa yang lebih sedikit dari contoh
senyawa di atas diberi awalan hipo-.
Contoh :
KClO4 dinamakan kalium perklorat
KClO3 dinamakan
kalium klorat
KClO2 dinamakan
kalium klorit
KClO
dinamakan kalium hipoklorit
Terdapat nama senyawa yang tidak mengikuti aturan IUPAC disebabkan namanya
sudah umum (trivial). Beberapa contoh nama trivial senyawa disajikan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Beberapa Nama Senyawa Secara Trivial
NH3
|
amonia
|
KAl(SO4)2
|
tawas
|
H2O
|
air
|
Hg2Cl2
|
kalomel
|
FeS
|
ferit
|
N2H4
|
hidrazin
|
Catatan
:
Urutan
nama senyawa biner :
Lima
(penta-)
Enam
(heksa)
Tujuh
(hepta-)
Delapan
(okta-)
Sembilan
(nona-)
Sepuluh
(deka-)
2.
Tata Nama Senyawa Organik
Senyawa organik adalah senyawa yang mengandung atom karbon, kecuali
CO, CO2, CN, dan ion CO3 2– tergolong
senyawa anorganik. Senyawa organik diklasifikasikan ke dalam senyawa
hidrokarbon dan turunan hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa
yang hanya terdiri atas atom karbon dan hidrogen. Senyawa hidrokarbon
digolongkan ke dalam alkana,alkena,dan alkuna.
Catatan
:
Dalam senyawa organik, atom karbon dapat mengikat atom karbon
yang lain membentuk rantai sangat panjang atau bercabang, seperti:
CH3 = CH2 = CH2 =
CH2 = CH2 = CH3
a.
Tata Nama Alkana
Senyawa alkana paling sederhana adalah metana (CH4), etana (C2H6),
propana (C3H8), dan butana (C4H10).
Keempat nama senyawa ini sudah dikenal umum (trivial). Senyawa alkana lain
dengan jumlah atom karbon lebih tinggi dari keempat alkana itu diberi nama
berdasarkan aturan IUPAC dengan menambahkan akhiran -ana.
Contoh:
C5H12 dinamakan pentana (penta: lima)
C6H12
dinamakan heksana (heksa: enam)
C7H14
dinamakan heptana (hepta: tujuh)
b. Tata Nama Alkena dan Alkuna
Tata nama senyawa golongan alkena sama seperti pada alkana, hanya akhiran
-ana diganti dengan -ena.
Contoh :
C2H4 dinamakan etena
C3H6 dinamakan
propena
Tata nama senyawa golongan alkuna juga tidak berbeda dengan alkana atau
alkena, tetapi akhirannya menjadi -una.
Contoh :
C2H2 dinamakan etuna
C3H4 dinamakan
propuna
Untuk tata nama senyawa yang mengandung atom karbon lebih banyak seperti
alkena dan alkuna, perlu diketahui posisi ikatan rangkapnya. Posisi ikatan
rangkap dalam alkena dan alkuna adalah pada atom karbon dengan nomor urut
terkecil.
Contoh :
1.
CH3=CH–CH2–CH2–CH3 dinamakan
1-pentena
2.
CH3–CH2–CH=CH–CH2–CH3 dinamakan
3-heksena
3.
CH≡ C–CH2–CH2–CH2–CH3 dinamakan
1-heksuna
4.
CH3–C ≡ C–CH2–CH2–CH2–CH3 dinamakan
2-heptuna
Catatan
:
Dalam senyawa organik, atom karbon dapat mengikat atom karbon
yang lain membentuk rantai sangat panjang atau bercabang, seperti
B.
Rumus Kimia
Pada pembahasan sebelumnya, semua senyawa dituliskan menggunakan lambang
yang menunjukkan jenis dan komposisi unsur penyusunnya. Lambang senyawa
seperti itu dinamakan rumus kimia atau formula.
Rumus kimia didefinisikan sebagai rumus suatu zat yang menggunakan lambang
dan jumlah atom-atom unsur penyusun senyawa. Dalam rumus kimia, bilangan
yang menyatakan jumlah unsur ditulis dalam bentuk indeks bawah (tikalas)
setelah lambang unsurnya.
1. Rumus Empirik dan Rumus Molekul
Untuk menentukan rumus molekul suatu senyawa dilakukan dalam dua tahap.
Tahap pertama, menentukan unsur-unsur yang terkandung dalam senyawa dan
komposisinya. Temuan yang diperoleh dinamakan rumus empirik. Tahap kedua,
menentukan massa molekul relatifnya.
Rumus
empirik adalah rumus paling sederhana dari suatu molekul, yang hanya
menunjukkan jenis dan perbandingan terkecil dari unsur yang menyusun
senyawa itu.
Contoh :
Rumus empirik etena adalah CH2. Rumus sesungguhnya dari
etena adalah C2H4.
Rumus
empirik amonia adalah NH3. Rumus sesungguhnya dari amonia
juga NH3.
Untuk senyawa berupa molekul(molekuler), penting diketahui berapa jumlah
atom sesungguhnya yang terdapat dalam setiap molekul. Hal ini dapat
diketahui setelah massa molekul relatif dari molekul ditentukan.
2. Massa Molekul Relatif
Apa yang dimaksud dengan massa molekul relatif? Massa molekul relatif
ditentukan di laboratorium dengan berbagai metode atau dapat juga dihitung
dari massa atom relatif jika jumlah dan jenis unsurnya diketahui. Massa
molekul relatif disingkat dengan Mr. Tinjau molekul amonia dengan rumus
molekul NH3 . Dalam molekul ini terkandung satu atom
nitrogen dan tiga atom hidrogen. Jika Ar N = 14 sma dan Ar H = 1 sma maka
rumus molekul relatif NH3 = 17 sma atau Mr NH3 =
17 sma.
3.
Rumus Senyawa Ion
Senyawa ion dibentuk melalui serah-terima elektron menghasilkan kation dan
anion. Dalam senyawa ion, jumlah muatan kation harus sama dengan muatan
anion agar dihasilkan senyawa netral secara listrik. Tinjau senyawa NaCl.
Ion Na+ memiliki muatan positif satu dan ion Cl– memiliki muatan negatif
satu sehingga rumus kimianya NaCl.
Tinjau
senyawa Na2SO4. Dalam senyawa ini, ion Na+ bermuatan
satu, sedangkan ion SO4 2– muatannya
dua. Agar senyawa yang dibentuk netral maka diperlukan dua ion natrium
untuk ion sulfat. Jadi, rumus kimia
dari
natrium sulfat adalah Na2SO4. Dalam Al2(SO4)3
ion aluminium bermuatan 3+ (Al3+) dan ion
sulfat bermuatan 2– (SO4 2–) Agar
senyawa yang terbentuk netral maka ion aluminium dikalikan muatan ion
sulfat dan sebaliknya sehingga rumus kimianya adalah Al2(SO4)3
Untuk menentukan rumus kimia dari ionion perlu diperhatikan hal-hal
berikut.
a. Tuliskan nama senyawa ionnya.
b.
Tuliskan ion-ion yang terlibat.
c.
Setarakan muatan positif dan negatif.
d.
Tuliskan rumus kimia tanpa muatan.
Tabel
2. Muatan Total Ion dalam Senyawa
Ion dan senyawa
|
Na+Na+
|
CO3 2–
|
Na2CO3
|
Muatan Total
|
2+
|
2–
|
0
|
Ion dan senyawa
|
Al3+Al3+
|
SO4 2–
SO4 2–
SO4 2–
|
Al2(SO4)3
|
Muatan Total
|
6+
|
6–
|
0
|
Tabel
3. Rumus Kimia Senyawa Ion
Nama
Senyawa
|
Ion
|
Rumus Kimia
|
|
Positif
|
Negatif
|
||
Natrium
hidroksida
|
Na+
|
OH –
|
NaOH
|
Kalium
nitrat
|
K+
|
NO3 –
|
KNO3
|
Amonium
sulfat
|
NH4 +
|
SO4 2–
|
(NH4)2SO4
|
Kalsium
karbonat
|
Ca2+
|
CO3 2–
|
CaCO3
|
Kalsium
bikarbonat
|
Ca2+
|
HCO3 –
|
Ca(HCO3)2
|
Magnesium
klorida
|
Mg2+
|
Cl–
|
MgCl2
|
C. Persamaan Kimia
Kajian utama dalam ilmu Kimia adalah mempelajari perubahan materi atau
reaksi kimia. Agar reaksi kimia yang terjadi mudah
dikomunikasikan, digunakan lambang dan zat-zat yang terlibat dalam reaksi
kimia yang dinyatakan dalam bentuk persamaan kimia atau persamaan reaksi.
1. Persamaan Reaksi
Persamaan
reaksi didefinisikan sebagai persamaan yang menyatakan kesetaraan jumlah
zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dengan menggunakan rumus kimia.
Dalam reaksi kimia terdapat zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi.
Dalam menuliskan persamaan reaksi, rumus kimia pereaksi dituliskan di ruas
kiri dan rumus kimia hasil reaksi dituliskan di ruas kanan. Antara kedua
ruas itu dihubungkan dengan anak panah ( → ) yang menyatakan arah reaksi
kimia.
Contoh :
Logam magnesium bereaksi dengan gas klorin membentuk magnesium klorida.
Tuliskan persamaan reaksinya.
Persamaan reaksinya adalah Mg + Cl2 → MgCl2
2. Menyetarakan Persamaan Reaksi
Tinjau reaksi antara logam natrium dan gas klorin. Berdasarkan percobaan,
dalam reaksi tersebut dihasilkan natrium klorida dengan rumus kimia NaCl.
Bagaimana persamaan reaksinya?
Suatu
persamaan reaksi dikatakan benar jika memenuhi hukum kimia, yaitu zat-zat
yang terlibat dalam reaksi harus setara, baik jumlah zat maupun muatannya.
Sebelum menuliskan persamaan reaksi yang benar, tuliskan dulu persamaan
kerangkanya. Persamaan kerangka untuk reaksi ini adalah
Na + Cl2 → NaCl
Apakah persamaan sudah setara jumlah atomnya? Persamaan tersebut belum
setara sebab pada hasil reaksi ada satu atom klorin, sedangkan pada
pereaksi ada dua atom klorin dalam bentuk molekul Cl2. Untuk menyetarakan
persamaan reaksi, manakah cara berikut yang benar?
a. Mengubah pereaksi menjadi atom klorin, persamaan menjadi:
Na + Cl → NaCI
b. Mengubah hasil reaksi menjadi NaCl2 , dan persamaan
menjadi:
Na + Cl2 → NaCl2
Kedua persamaan tampak setara, tetapi kedua cara tersebut tidak
benar, sebab mengubah fakta hasil percobaan.
Gas klorin yang direaksikan berupa molekul diatom sehingga harus tetap
sebagai molekul diatom. Demikian pula hasil reaksinya berupa
NaCl bukan NaCl2. Jadi, kedua persamaan reaksi tersebut
tidak sesuai Hukum Perbandingan Tetap.
Cara yang benar untuk menyetarakan persamaan reaksi adalah
dengan menambahkan bilangan di depan setiap rumus kimia dengan angka
yang sesuai. Bilangan yang ditambahkan ini dinamakan koefisien reaksi.
Jadi, cara yang benar untuk menyetarakan persamaan reaksi adalah
dengan cara menentukan nilai koefisien reaksi. Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
a.
Oleh karena ada dua atom Cl yang bereaksi maka bubuhkan angka 2 di depan
NaCl. Persamaan kerangka menjadi:
Na + Cl2 → 2NaCl
b. Jumlah atom Cl di sebelah kiri dan kanan persamaan sudah setara (ruas
kiri dan kanan mengandung 2 atom Cl).
c. Di ruas kanan jumlah atom Na menjadi 2, sedangkan ruas kiri hanya 1
atom. Untuk menyetarakannya, tambahkan angka 2 di depan lambang unsur Na
sehingga persamaan menjadi: 2Na + Cl2 → 2NaCl
Dengan
cara seperti itu, jumlah atom di ruas kiri sama dengan di ruas kanan. Dengan
demikian, persamaan reaksi sudah setara.
Catatan
:
Penulisan persamaan reaksi harus tunduk pada hukum-hukum dasar:
• Hukum kekekalan massa (jumlah zat)
•
Hukum perbandingan tetap (rumus kimia)
•
Sifat-sifat listrik (muatan)
Persamaan reaksi tersebut belum lengkap sebab belum mencantumkan wujud
atau fasa zat yang terlibat dalam reaksi kimia. Menurut aturan IUPAC,
penulisan fasa atau wujud zat dalam persamaan reaksi sejajar dengan rumus
kimianya. Adapun aturan lama fasa dituliskan sebagai indeks bawah. Untuk
melengkapinya, gunakan lambang-lambang berikut.
a. Tambahkan huruf (g), singkatan dari gas untuk zat berupa gas.
b.
Tambahkan huruf (l), singkatan dari liquid untuk zat berupa cair.
c.
Tambahkan huruf (s), singkatan dari solid untuk zat berupa padat.
d.
Tambahkan huruf (aq), singkatan dari aqueous untuk zat berupa larutan.
Dengan demikian, persamaan reaksi tersebut dapat ditulis secara lengkap
menjadi:
Berikut
ini beberapa persamaan reaksi kimia yang sudah setara dan lengkap.
Persamaan Reaksi :
Na2O(s) + SO3(g )→Na2SO4(s)
NaOH(aq)
+ HCl(aq) →NaCl(aq) + H2O(l)
CaCO3(s)
+ 2HCl(aq) →CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
NaHCO3(s)
+ HCl(aq) →NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
3.
Contoh-Contoh Reaksi
a. Reaksi Penguraian
Reaksi penguraian adalah suatu reaksi senyawa tunggal terurai menjadi dua
atau lebih zat yang baru.
Contoh:
Jika amonium klorida dipanaskan maka akan terurai menjadi amonia dan asam
klorida.
b.
Reaksi Penggabungan
Reaksi penggabungan adalah reaksi dimana dua buah zat atau lebih bergabung
membentuk satu jenis zat yang baru.
Contoh :
Di atmosfir gas nitrogen dan gas hidrogen dapat bereaksi membentuk amonia
dengan bantuan petir.
c.
Reaksi Pendesakan
Reaksi
pendesakan atau disebut juga reaksi pertukaran tunggal adalah reaksi
dimana suatu unsur menggantikan posisi unsur lain dalam suatu senyawa.
Contoh :
Jika logam seng dicelupkan ke dalam larutan tembaga(II) sulfat
akan menggantikan posisi tembaga. Persamaan reaksinya:
d.
Reaksi Metatesis
Reaksi metatesis atau reaksi pertukaran ganda adalah reaksi kimia yang
melibatkan pertukaran antar ion-ion dalam senyawa yang bereaksi.
Contoh :
Larutan natrium sulfat bereaksi dengan barium nitrat membentuk endapan
putih dari barium sulfat. Persamaan reaksinya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar