Adapun batas-batas geologi Indonesia
bagian timur adalah sebagai berikut :
a. Paparan Sahul
Paparan Sahul merupakan lempeng bumi
yang bergerak dari kawasan Australesia (Benua Australia) dan berada di sisi
timur Garis Weber.Paparan Sahul merupakan bagian dari lempeng landas kontinen
benua Sahul (Benua Australia-Papua) yang terletak di lepas pantai utara
Australia dan lautan selatan pulau Papua.Paparan sahul membentang dari
Australia Utara, meliputi laut Timor menyambung ke Timur di laut Arafura yang
menyambung dengan pualu Papua.Kepulauan Aru menon jol diatas paparan
Sahul.Paparan Sahul juga mencakup Paparan Rowley yang terletak disisi Samudera
Hindia di Barat Laut Australia membentang hingga tanjung di Barat Laut
Australia.
Dangkalan Sahul adalah daratan di dalam
laut yang menghubungkan Indonesia bagian timur dengan benua Australia.Dangkalan
ini mempengaruhi persebaran Flora dan Fauna di Indonesia, serta kesamaannya
dengan Flora dan Fauna di Asia dan Australia.Adapun Flora dan Fauna Indonesia
di daerah peralihan antara Asiatis dan Australia tidak memiliki kesamaan dengan
yang ada di Asia dan Australia.karena itu Fauna di daerah ini merupakan khas
Indonesia.
b. Lempeng Eurasia, Lempeng
Indo-Australia dan Lempeng Samudra Pasifik
Letak geologis Indonesia timur sebagai
berikut:
a. Indonesia
terletak pada pertemuan lempeng lithosfer, yaitu lempeng Indo - Australia,
lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
b. Indonesia
terletak pada dua daerah dangkalan, yaitu Dangkalan Sahul, dan daerah laut
pertengahan Australia Asiatis.
c. Tumbukan
Lempeng Eurasia dan Lempeng India-Australia mempengaruhi Indonesia bagian
barat, sedangkan pada Indonesia bagian timur, dua lempeng tektonik ini ditubruk
lagi oleh Lempeng Samudra Pasifik dari arah timur. Akibat pertemuan lempeng itu
menyebabkan :
d. Struktur
Geologi di Wilayah Indonesia Bagian Timur lebih rumit dibandingkan wilayah
Indonesia di bagian barat
e. Pulau
di wilayah Indonesia bagian timur relative berukuran lebih kecil dibandingkan
di wilayah Indonesia bagian barat
Struktur Geologi di Wilayah Indonesia
Bagian Timur lebih rumit dibandingkan wilayah Indonesia di bagian barat
Tatanan tektonik
Indonesia di bagian barat menunjukkan pola tektonik yang relative lebih
sederhana dibandingkan Indonesia bagian timur.Kesederhanaan tatanan tektonik
tersebut dipengaruhi oleh keberadaan Paparan Sunda yang relative stabil.
Pergerakan dinamis mencolok hanya terjadi pada perputaran Kalimantan serta
peregangan selat makassar. Hal ini terlihat pada pola sebaran jalur subduksi
Indonesia Barat.Sementara keberadaan benua mikro yang dinamis karena dipisahkan
oleh banyak system sasar sangat mempengaruhi bentuk kerumitan tektonik
Indonesia bagian timur.
Berdasarkan konsep ini
pula, Indonesia terbentuk tujuh jalur orogenesa, yaitu: jalur orogenesa Sunda,
Barisan, Taulud, Sulawesi, Banda, Malanisia, dan Dayak. Kondisi struktur
geologi wilayah Indonesia timur sangat rumit juga karena disebabkan Indonesia
timur merupakan tempat terbentuknya system busur kepulauan yang unuk dengan
asosiasi palung samudera, zona akresi, busur gunung api, dan cekungan busur
belakang. Selain itu yang membuat rumit juga adalah busur-busur kepulauan nya
yang dibatasi oleh lautan dengan kedalaman mencapai ribuan meter dengan
palung-palung dalam yang terdapat diantara busur lengkung yang tajam dan beda
relief yang sangat tajam.
Secara tektonis, wilayah Indonesia Timur
merupakan lokasi pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu Lempeng Pasifik yang
bergerak dari arah timur ke barat, Lempeng Australia yang bergerak dari arah
tenggara ke barat laut dan Lempeng Eurasia yang bergerak dari arah barat laut
ke tenggara. Pertumbukan ketiga lempeng ini menghasilkan pola tektonik rumit
yang menyebar dari Pulau Sulawesi, Maluku sampai Irian Jaya. Pergerakan Lempeng
Pasifik dari timur ke arah barat mengakibatkan terbentuknya Patahan Sorong yang
berupa patahan geser memanjang sepanjang pantai utara Irian Jaya, utara Serui
dan Biak, bercabang di wilayah Kepala Burung, Irian Jaya kemudian bercabang
lagi di sekitar Kepulauan Banggai dan Sula di Maluku. Semua hal ini berpengaruh
pada kondisi struktur geologinya.
Pulau di wilayah Indonesia bagian timur
relative berukuran lebih kecil dibandingkan di wilayah Indonesia bagian barat
Menurut teori tektonik
lempeng, wilayah Indonesia bagian Timur diketahui sebagai zona interaksi antara
lempeng Eurasia – Hindia, Australia, dan Pasifik.Lempeng-lempeng ini
memperagakan zona-zona penunjaman aktif dengan arah gerak agak membujur
dibagian utara, seperti misalnya palung-palung di Filipina, Halmahera dan
Minahasa serta Timor di selatan yang agak melintang.Wilayah Indonesia timur
juga tersusun oleh lempeng-lempeng mikro yang sifatnya lemah terhadap akumulasi
energy dan mudah melepaskan energy dalam wujud gempa.
Pada bagian utara
wilayah Indonesia timur, lempeng pasifik menabrak sisi barat dan selatan
Indonesia. Tekanan dahsyat karena pergerakan tiga lempeng besar bumi: Lempeng
Eurasia, Lempeng Hindia-Australia, dan lempeng Pasifik ini menyebabkan
interior lempeng bumi dari kepulauan Indonesia ini terpecah-pecah menjadi
bagian-bagian kecil kerak bumi yang bergerak antara satu terhadap lainnya yang
dibatasi oleh patahan-patahan aktif. Sedangkan wilayah Indonesia bagian barat, daerahnya
relative stabil dibandingkan wilayah Indonesia bagian timur, maka dari itu
pulau-pulaunya berukuran lebih besar daripada yang berada di wilayah bagian
Indonesia timur.
Secara fisiografis
wilayah Indonesia dibatasi di sebelah selatan oleh suatu palung laut
dalam yang memanjang dan dapat diikuti mulai dari
Burma-Andaman-Sumatra-Jawa hingga ke Kepulauan Banda di bagian Timur Indonesia,
yang merupakan jalur penekukan dan penyusupan lempeng Hindia-Australia ke bawah
lempeng Asia Tenggara. Antara Indonesia bagian timur dan barat, terdapat
perbedaan fisiografis yang mencolok. Di Indonesia bagian barat terdapat
busur-busur kepulauan, yang dibatasi oleh lautan dengan kedalaman rata-rata
berkisar antara 200 meter dan membentuk suatu paparan yang luas.
Di Indonesia bagian
timur, busur-busur kepulauannya dibatasi oleh lautan dengan kedalaman
mencapai ribuan meter, dengan palung-palung dalam yang terdapat di antara busur
lengkung yang tajam dan beda relief yang sangat tajam. Kedua fisiografi yang
berbeda tersebut dibatasi oleh suatu garis imajiner yang membentang di atara
Pulau Bali dan Pulau Lombok di selatan dan menerus ke utara melalui Selat
Makasar.Garis tersebut dikenal sebagai garis Wallace yang awalnya merupakan
garis pembatas yang memisahkan keragaman flora dan fauna antara Indonesia
bagian barat dengan Indonesia bagian timur. Fisiografi
pada dasarnya merupakan pencerminan dari kondisi geologi dan struktur suatu
wilayah. Adanya perbedaan tersebut menunjukan adanya perbedaan perkembangan
tektonik yang menonjol antara Indonesia bagian barat dan bagian timur.
Indonesia sebagai
negara kepulauan merupakan salah satu wilayah yang mempunyai tatanan geologi
dan pola tektonik yang komplek dimuka Bumi ini. Secara tektonik lempeng,
Indonesia merupakan lokasi benturan antara tiga lempeng utama litosfir yaitu
Indo-Australia di bagian selatan, Pasifik di sebelah timur laut dan Eurasia di
baPulau Sumatra memanjang dari Barat – Laut ke tenggara dengan panjang 1.650 Km
dari UleLhee sampai Tanjung Cina (Djodjo dkk, 1985, 41) lebar pulaudibagian
Utara berkisar 100 – 200 Km dibagian Selatan mencapai 350 Km.
Pada 135 juta tahun
yang lalu India mulai terpisah dari Australia dan Papua yang masih bergabung
dengan Antartika.Pemekaran di Ceno Tethys memiliki orientasi rata-rata NW-SE.
Blok Argo dan Busur Woyla bergerak ke Asia Tenggara. Sekitar 25 juta tahun
kemudian) India terpisah dari Australia.Blok Argo mendekati Sundaland dan
pemekaran pada Ceno-Tethys yang berarah NW-SE berhenti.Pusat
pemekaran antara India-Australia berkembang ke arah utara.Terjadi subduksi di
bagian selatan Sumatra dan tenggara Kalimantan.Pada 90 juta tahun yang lalu
Blok Argo mendekati Kalimantan sebelah barat laut Kalimantan dan Busur Woyla
mendekati tepian Sumatra.Koalisi-koalisi tersebut menyebabkan subduksi yang
berlangsung sebelumnya berhenti.India terus bergerak ke utara melalui subduksi
pada Busur Incertus.Australia dan Papua mulai bergerak perlahan menjauhi
Antartika.
Pada Kapur Akhir, India
bergerak cepat ke utara dikarenakan pemekaran yang cepat di bagian selatan dan
terbentuk sesar-sesar tranform. Tidak ada pergerakan yang signifikan antara
Australia dengan Sundaland serta tidak terjadi subduksi di
bawah pulau Sumatra dan Jawa.Sekitar 55 juta tahun yang lalu pergerakan
Australia-Sundalandmenyebabkan terbentuknya subduksi sepanjang barat
tepi Sundaland, di bawah Pulau Sumba dan Sulawesi Barat, dan mungkin menerus ke
utara.Batas antara lempeng Australia-Sundaland pada bagian selatan
Jawa merupakan zona strike-slip sedangkan pada selatan Sumatra berupa zonastrike-slip tangensional.Busur
Incertus dan batas utara dari Greater India bergabung dan terus bergerak ke
utara.
Pada 45 juta tahun yang
lalu Australia dan Papua mulai bergerak dengan cepat menjauhi
Antartika.Terbentuk cekungan di sekitar daerah Celebes dan Filipina serta jalur
subduksi yang mengarah ke selatan pada proto area Laut Cina Selatan. Pada
35 juta tahun yang lalu, daerah Sundaland mulai berotasi berlawanan dengan arah
jarum jam, bagian timur Kalimantan dan Jawa secara relatif bergerak ke utara.
Rotasi tersebut berlangsung disebabkan karena adanya interaksi lempeng India ke
Asia. Pada 15 juta tahun yang lalu bagian kerak samudra pada Blok Banda
yang berumur lebih tua dari 120 juta tahun yang lalu mencapai jalur subduksi
pada s bagian selatan dari Sula Spur. Australia dan Papua mendekat ke posisi
sekarang ini dan lengan-lengan dari Sulawesi mulai bergabung. Pada 5 juta
tahun yang lalu jalur-jalur subduksi dan gunung berapi berkembang hampir
mendekati keadaan saat ini.Australia dan Papua terus bergerak ke utara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar