KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan ridho
serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “MINYAK DAN GAS BUMI”.
Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kimia dasar 2. Penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan waktu,
pengetahuan, dan kemampuan yang penulis miliki. Namun demikian, dengan segala
kemampuan yang ada dan dengan rasa tanggung jawab, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa tanpa bantuan uluran, maupun bimbingan dari berbagai pihak,
makalah ini tidak dapat terwujud, untuk itu pada kesempatan kali ini
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Fitri Mairizki, SSi , MSi yang
telah memberikan tugas untuk nilai semester kuliah.
2. Teman-teman yang telah memberikan
masukan atas di buatnya makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
4. Semoga semua bantuan yang diberikan
dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang setimpal. Amin ya rabbal’alamin.
Akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan umumnya bagi semua pihak.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISi.............................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................
1.2 Rumusan.....................................................
1.3 Batasan.......................................................
1.4 Tujuan Penulisan Makalah.........................
1.5 Sistematika ................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah minyak bumi..................................
2.2 Sejarah terbentuknya minyak bumi.............
2.3 Cara menemukan minyak bumi...................
2.4 Explorasi minyak bumi................................
2.5 Proses penyulingan minyak bumi................
2.6 Fraksi minyak bumi
(campuran minyak bumi)...
2.7 Kegunaan minyak bumi...............................
2.8 Alternatif pengganti minyak bumi ..............
2.9 Daerah sebaran kilang minyak bumi...........
2.10 Dampak negative dan positive penggunaan minyak bumi.......
BAB III PENUTUP
..... 3.1 Simpulan.....................................................
...... 3.2 Saran...........................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Bumi yang kita kenal dan tempat
dimana kita berada saat ini, berumur 4,5 milyar tahun. Saat bumi
terbentuk bumi selalu mengalami proses geologi tanpa henti baik di permukaan,
dikerak maupun di perut bumi. Proses-proses ini sangat mempengaruhi
terbentuknya minyak bumi. Bagian bumi yang menghasilkan sumberdaya minyak bumi adalah
bagian yang paling atas yaitu kerak bumi (batuan reservoar/reservoir) yang terdapat
pada batuan sedimen berpori.
Minyak
bumi berasal dari sisa-sisa makhluk hidup (manusia purba, hewan purba dan lain
sebagainya yang telah musnah atau mati dan terendapkan selama berjuta tahun
lamanya sehingga mengalami yang namanya bakteri pengurai dan termatangkan
didalam kerak bumi, setelah itu mengalami perubahan bentuk yang disebut dengan
minyak bumi yang kita gunakan pada kehidupa sehari-hari saat ini seperti minyak
tanah, bensin, solar, gas bumi, tar (aspal), pertamax plus, aftur (bahan bakar pesawat
terbang), dan lain sebagainya.
Bumi bukanlah suatu benda yang
homogen. Sehingga persebaran minyak bumipun tidak merata di karenakan adanya
proses dari dalam bumi. Proses-proses geologi yang telah berjalan ribuan,
bahkan jutaan tahun konsentrasi sumber daya minyak bumi pun sangat tidak merata
(di karenakan adanya gaya endogen seperti patahan lipatan dan lain-lain). juga
Ada bagian-bagian kerak bumi yang kaya akan minyak bumi seperti negara
indonesia dan dubai, dan ada bagian-bagian yang sedikit saja mengandung minyak
bumi, sebaliknya mungkin akan kaya akan mineral berguna lainnya.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian minyak bumi ?
2. Bagaimana cara mendapatkan minyak bumi ?
3. Dimana daerah sebaran penyulingan
minyak bumi ?
4. Bagaimana tentang sejarah minyak bumi ?
5. Apa saja kegunaan minyak bumi ?
6. Bagaimana proses explorasi minyak bumi ?
7. Bagaimanakah proses terbentuknya minyak bumi ?
8. Apa saja dampak dari penggunaan minyak bumi ?
9. Bagaimana cara penyulingan minyak bumi ?
1.3
Batasan
Batasan
masalah dibuat untuk membatasi dan menjamin pembahasan masalah agar tidak
menyimpang dari tema yang sudah ditetukan. Adapun batasan masalahnya adalah
sebagai berikut :
1. Memahami dan megetahui sejarh minyak bumi.
2. Memahami dan mengetahui pengertian minyak bumi.
3. Memahami dan mengetahui cara mendapatkan minyak bumi.
4. Memahami dan mengetahui proses explorasi minyak bumi.
5. Memahami dan megetahui proses terbentuknya minyak bumi.
6. Memahami dan mengetahui kegunaan minyak bumi.
7. Memahami dan mengetahui penyulingan minyak bumi.
8. Mengetahui daerah sebaran penyulingan
minyak bumi.
1.4 Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah dapat mengetahui Bagaimana tentang sejarah minyak
bumi, Pengertian minyak bumi, cara mendapatkan minyak bumi, proses explorasi
minyak bumi, proses terbentuknya minyak bumi, kegunaan minyak bumi, penyulingan
minyak bumi, daerah
sebaran penyulingan minyak bumi.
1.5 Sistematika
Dalam penulisan ini didasarkan pada metode deskriftif,
yaitu menggambarkan masalah atau isi makalah secara detil dan jelas.
Sistematika makalah yang penulis gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut:
Makalah ini terdiri dari kata pengantar,
daftar isi, Bab I pendahuluan, Bab II pembahasan, Bab III simpulan dan saran,
dan daftar pustaka.
Bab I pendahuluan
meliputi: latar belakang masalah mengenai disusunnya makalah ini, rumusan
masalah ini dimaksudkan ntuk mempermudah untuk menyusun serta pembahasan
makalah, batasan masalah yaitu agar penulis tidak terlalu luas mendeskrifsikan
isi dari makalah, tujuan makalah yaitu tujuan dari penyusunan makalah ini,
sistematika penulisan yaitu agar mengetahui sistematika penulisan yang
digunakan dalam penyusunan makalah.
Bab II pembahasan
yaitu: menjelaskan isi dari makalah, dalam makalah ini penulis membahas tentang
: Sejarah minyak bumi, pengertian minyak bumi, cara mendapatkan
minyak bumi, proses explorasi minyak bumi, proses terbentuknya minyak bumi, kegunaan
minyak bumi, penyulingan minyak bumi, sebaran penyulingan minyak bumi.
Bab III simpulan
dan saran yaitu: berisi tentang simpulan dari isi makalah yang telah dibahas
serta saran penulis dari masalah yang telah dibahas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Minyak Bumi
Untuk pertama kalinya orang mengenal
minyak bumi ini di daerah Mesopotamia. Bahkan menurut catatan sejarah, orang
China sudah coba-coba mengebor minyak bumi sejak sebelum zaman masehi. Permulaan
ada industri minyak bumi, adanya di negerinya Paman Sam alias Amerika Serikat
sekitar abad 19.
Minyak bumi ini jadi begitu berharga
karena suatu hari di Glasgow ditemukan cara mengolah minyak bumi menjadi minyak
lampu, itu sebabnya minyak bumi semakin dicari dan diburu. Lapangan-lapangan minyak
raksasa mulai ditemukan ditanah arab beberapa tahun sebelum Perang Dunia II berlangsung.
2.2 Sejarah Terbentuknya Minyak Bumi
2.2.1 Pengertian
Minyak Bumi
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum,
dari bahasa Latin petrus yaitu karang
dan oleum yaitu minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah
cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di
lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran
kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar
seri alkana, tetapi
bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya.
2.2.2 Teori Pembentukan Minyak Bumi
Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari
bahasan teori pembentukan minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat
suatu minyak bumi menjadi spesifik dan tidak sama antara suatu minyak bumi
dengan minyak bumi lainnya. Berikut ini akan dibahas 2 teori pembentukan minyak
bumi, yaitu :
2.2.2.1 Teori Biogenesis (Organik)
Macquir
(Prancis, 1758) merupakan orang pertama yang pertama kali mengemukakan
pendapat bahwa minyak bumi berasal darri umbuh-tumbuhan. Kemudian M.W Lamanosow
(Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukun
oleh sarjana lain seperti, Nem Beery, Engler, Bruk, bearl, Hofer.
Meeka mengatakan bahwa ”minyak dan gas bumi berasal dari
organisme laut yan telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah
lapisan dalam perut bumi.”
2.2.2.2 Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot
(1866) mengemukakan di dalam minyak bumi terdapat logam alkali,
yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tingi akan bersentuhan dengan C02
membentuk asitilena. Kemudian Mendeleyev
(1877) mengemukakan bahwa minyak bumi tebentuk akibat adanya pengaruh kerja uap
pada karbida-karbida logam di dalam bumi.
Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli
yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zamn prasejarah, jauh
sebelum bumi terbentuk dan besamaan dengan proses terbentuknya bumi. pernyataan
itu berdasar fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan
meteor dan di atmosfir beberapa planet lain.
2.2.3
Komponen
Minyak Bumi
Minyak bumi hasil ekplorasi (pengeboran) masih berupa
minyak mentah atau crude oil. Minyak mentah ini mengandung berbagai zat kimia
berwujud gas, cair, dan padat. Komponen utama minyak bumi adalah senyawa
hidrokarbon, baik alifatik, alisiklik, maupun aromatik. Kadar unsur karbon
dalam minyak bumi dapat mencapai 50%-85%, sedangkan sisanya merupakan campuran
unsur hydrogen dan unsur-unsur lain. Misalnya, nitrogen (0-0,5%), belerang
(0-6%), dan oksigen (0-3,5%).
2.2.3.1 Senyawa
hidokarbon alifatik rantai lurus.
Senyawa hidokabon alifatik rantai luus
biasa disebut alkana atau normal parafin. Senyawa ini banyak terdapat dalam gas
alam dan minyak bumi yang memiliki antai karbon pendek. Contoh: Etana Propana.
2.2.3.2 Senyawa
hidrokarbon bentuk siklik.
Senyawa hidrokarbon siklik merupakan
snyawa hidrokarbon golongan sikloalkana atau sikloparafin. Senyawa hidrokarbon
ini memiliki rumus molekul sama dengan alkena., tetapi tidak memiliki ikatan
rangkap dua dan membentuk dtruktur cinicin. Dalam minyak bumi, antarmolekul
siklik tersebut kadag-kadanag bergabung membentuk suatu molekul yang terdii
atas beberapa senyawa siklik.
2.2.3.3 Senyawa
Hidrokarbon Alifatik Rantai Bercabang
Senyawa golongan isoalkana atau
isoparafin. Jumlah senyawa hidrokarbon ini tidak sebanyak senyawa hidrokarbon alifatik
rantai lurus dan senyawa hidrokarbon bentuk siklik.
2.2.3.4 Senyawa
Hidrokarbon Aromatik.
Senyawa hidrokarbon aromatik merupakan
senyawa hidrokarbon yang berbentuk siklik segienam, berikatan rangkap dua
selang-seling, dan merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh. Pada umumnya,
senyawa hidrokarbon aromatik ini terdapat dalam minyak bumi yang memiliki
jumlah atom C besar.
Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam.
Minyak bumi yang telah dipisahkan dari gas alam disebut juga minyak mentah
(crude oil). Minyak mentah dapat dibedakan menjadi:
a. Minyak mentah ringan (light crude
oil) yang mengandung kadar logam dan belerang rendah, berwarna terang dan
bersifat encer (viskositas rendah).
b. Minyak mentah
berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang tinggi,
memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar meleleh.
2.3
Cara Menemukan Minyak Bumi
a. Seismic
Proses ini bertujuan untuk mencari
tempat yang memiliki kandungan Gas/ minyak Bumi. Dengan menggunakan gelombang
Akustik (acoustic waves) yang merambat ke lapisan tanah. Gelombang ini
direfleksikan dan ditangkap lagi oleh sensor. Dari proses perambatan gelombang
ini akan diolah dan terlihatlah lapisan-lapisan tanah untuk diolah manakah
lapisan yang berpotensi mengandung gas/oil.
B. Drilling and well construction
Proses ini disebut juga proses
"pengeboran minyak". Biasanya pake rig (tempat untuk mensupport
proses pengeboran, dsb).Simpel nya, kita membuat lubang di tempat yang
diidentifikasi ada kemungkinan sumber minyak/gas di tempat tersebut. Perlu di
ketahui dalam proses ini ada kemungkinan blow out (pressure yang ga bisa di
kontrol, langsung ke surface), jadi harus ada pengendalian pressure dari dalam
tanah.
Pressure downhole / dalam tanah
lebih besar dari pressure atmosferik, untuk mengimbanginya biasanya pake mud
a.k.a lumpur dengan spesific gravity (berat jenis) tertentu. Mud ini akan
menciptakan Hydrostatic pressure yang bisa menahan pressure dari dalam. Setelah
"lubang" siap, maka selanjutnya akan di cek apakah ada kandungan
minyak/ gas nya.
C. Well
Logging
Proses ini yang paling
mahal. Tool nya mahal, karena harus tahan pressure dan temperature yang tinggi.
Di samping memetakan lapisan tanah, proses ini juga mengambil sample untuk
nantinya d cek kandungannya (minyak, gas, ato cuma air), Dari sini ketahuan
lapisan tanah dan batuan. Mana yang mengandung air, mana yang ada gas, dan
lapisan tanah mana yang "mungkin" ada kandungan minyaknya.
D.
Well Testing
Proses ini adalah proses dimana
lapisan yang diperkirakan mengandung oil/gas di "tembak", dengan
explosif. Setelah itu minyak yang terkandung diantara pori-pori batuan akan
mengalir menuju tempat yang pressure nya lebih kecil (ke atmosferik a.k.a ke permukaan
tanah). Untuk mengontrol pergerakan ini, sumur diisi dengan liquid tertentu
untuk menjaga under balance (sumur masih bisa di "kendalikan" dan
tidak blow out), contoh liquid: brine, diesel, ato air aja.
Gas minyak, air, ataupun berbagai macam zat
yang keluar akan dicari Rate nya. Untuk minyak berapa BOPD(barrell oil per day)
yang bisa dihasilkan. Untuk gas, berapa MMscfMM/d (Million metric standart
cubic feet per day atau berapa juta cubic feet) yang bisa dihasilkan sumur
tersebut.
Proses testing ini juga mengambil
sample liquid maupun gas, dan juga data-data tentang pressure, temperature,
specific grafity, dll untuk selanjutnya diolah oleh reservoir engineer. Data
ini akan menunjukan seberapa besar dan seberapa lama kemampuan berproduksi dari
reservoir sumur tersebut.
Gas/minyak dibakar agar tidak
mencemari lingkungan. Sistem pembakarannya sudah sangat maju, dengan mixture
gas, minyak, angin, dan air untuk menjadikan pembakaran yang optimal.
E.
Well Completion
Proses ini adalah proses instalasi
aksesoris sumur sebelum nantinya sumur siap diproduksi. Fungsi utamanya adalah
menyaring "pasir" yang dihasilkan setelah proses penembakan dalam
well testing. Pasir yang sampai ke surface dengan pressure diibaratkan
"peluru" yang nantinya akan membahayakan line produksi. Pipa produksi
akan terkikis oleh pasir dan akhirnya Burst (pecah). Dengan Completion ini
(alatnya gravel pack), akan menangkap pasir di dalam sumur dan menyaringnya
sehingga tidak ikut ke surface.
F.
Production
Inilah
proses yang membahagiakan, dimana sumur siap untuk berproduksi dan nantinya
akan diolah lagi ke tempat penyulingan untuk diolah dalam berbagai bentuk.
Contoh: Minyak tanah, bensin, solar,kerosin, LPG, dll.
2.4
Explorasi Minyak Bumi
Sejarah pengeboran minyak bumi ini
untuk kali pertama dalam sejarah pengeboran pertama dilakukan sekitar tahun
1885, pengeboran ini sukses memproduksi minyak secara komersil. Pekerjaan ini
sukses dilakoni oleh mbah Aeilko Jans Zifiker di telaga tunggal no I pada
kedalaman 22 meter.Begitu awalnya bagaimana orang berhasil mengangkat minyak
yang ada di perut bumi ini dan mengolahnya di atas perut bumi.
Sebenarnya Minyak dan gas bumi biasa
juga disebut dengan hidrokarbon, karena penyusun utamanya adalah C (Carbon) dan
H (hydrogen). Hidrokarbon ini berasal dari organic, senyawa utama yang bertugas
membentuk minyak dan gas bumi ini adalah lipids (lemak, steroid, dan pigmen),
protein dan karbohidrat.
Proses pembentukkannya menjadi
minyak bumi itu membutuhkan waktu yang lama (dalam skala jutaan tahun) dan
proses yang kompleks. Komponen dan proses yang diperlukan buat membentuk dan
menyimpan hidrokarbon disebut dengan “petroleum System”.
Agar
minyak bumi ini bisa terbentuk di dalam perut bumi ini harus ada 5 syarat yang
wajib ada Yaitu :
1. Batuan induk yang matang (source
rock).
2. Jalur migrasi (migration pathways).
3. Batuan reservoir (reservoir rock).
4. Perangkap (trap).
5. Penyekat (seal).
Pemboran
Oil & gas pertama dilakukan oleh Drake, lokasi di Onshore/darat, dengan
metode cable tool Drilling (metode yang sama saat masang pasak bumi di dunia
sipil) hanya saja dengan menggunakan mata Bor. berbeda dengan pemboran sekang
yang menggunakan sistem rotary drilling.
Industri
Oil & gas adalah industri yang padat Modal.sebagai info biaya pemboran
suatu sumur eksploitasi minyak sekitar US$600/ft atau sekitar US$3. 6jt untuk
kedalaman 6000ft (1800an m). jika dibandingin dengan harga crude oil (minyak
mentah) sekarang +/- 70 USD/bbl (bbl= barrel) anggap 1 sumur punya produksi 100
BOPD (barel oil per day), maka lebih
kurang dalam waktu 514 hari atau 1.4 tahun baru bisa balik modal (perhitungan
kasar saja).
2.5
Proses Penyulingan Minyak Bumi
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan,
Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumu bor. Minyak mentah yang diperoleh
ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau
ke kilang minyak.
Minyak mentah (crude oil) bebentuk caian kental hitam dan
berbau tidak sedap, Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan baka
maupun keperluan lainnya, tetapi haus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah
mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon denagn jumlah atom C-1 hingga 50.
Pengolahan minyak bumi dilakukan melalui distilasi bertingkat, dimana minyak
mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok dengan rentang titik didih
tertentu.
Pengolahan minyak bumi dimulai dengan memanaskan minyak
mentah pada suhu 400oC, kemudian dialirkan ke dalam menara
fraksionasi dimana akan tejadi pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih.
Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke
bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke
bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung.
Sementara itu, semakin ke ats, suhu semakin rendah,
sehinga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi naik, akan
mengembun dan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah akan
terus naik ke bagian atas yang lebih tinggi. Sehingga komponen yang mencapai
puncak menara adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen berupa
gas tadi disebut gas proteleum. Melalui kompresi dan pendinginan, gas
sproteleum dicairkan sehingga diperoleh LPG (Liquid Proteleum Gas)
Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hidrokarbon
dengan berbagai sifat fisiknya. Untuk memperoleh materi-materi yang berkualitas
baik dan sesuai dengan kebutuhan, perlu dilakukan tahapan pengolahan minyak mentah
yang meliputi proses distilasi, cracking, reforming, polimerisasi, treating,
dan blending.
2.5.1
Distilasi
Distilasi atau penyulingan merupakan cara pemisahan
campuran senyawa berdasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun
campuran tersebut. Meskipun komposisinya kompleks, terdapat cara mudah untuk
memisahkan komponen-komponennya berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya,
yang disebut proses distilasi bertingkat. Destilasi merupakan pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Minyak
bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom fraksinasi (kolom pemisah)
terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai
dengan suhu ± 350°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian
masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada
sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam
kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi)
Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon
maka komponen-komponen tersebut akan terpisah dengan sendirinya, dimana
hidrokarbon ringan akan berada dibagian atas kolom diikuti dengan fraksi yang
lebih berat dibawahnya. Pada tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan
terkumpul sesuai fraksinya masing-masing.
Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian
dipompakan keluar kolom, didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam
tanki produknya masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena
masih harus ditambahkan aditif (zat penambah).
2.5.6
Cracking
Cracking adalah
penguraian (pemecahan) molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi
molekul-molekul senyawa yang lebih kecil. Terdapat dua cara proses cracking,
yaitu :
a. Cara panas
(thermal cracking), adalah proses cracking dengan menggunakan suhu tinggi serta
tekanan rendah.
b. Cara katalis
(catalytic cracking) adalah proses cracking dengan menggunakan bubuk katalis
platina atau molybdenum oksida.
2.5.7
Reforming
Reforming adalah pengubahan bentuk
molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin
yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang).
2.5.8
Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul
kecil menjadi molekul besar.
2.5.9
Treating
Treating adalah proses pemurnian minyak bumi dengan cara
menghilangkan pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating sebagai berikut :
1. Copper sweetening dan doctor
treating .
2. Acid treatment.
3. Desulfurizing (desulfurisasi).
4. Blending.
Bensin merupakan contoh hasil minyak bumi yang banyak
digunakan di dunia. Untuk memperoleh kualitas bensin yang baik dilakukan
blending (pencampuran), terdapat sekitar 22 bahan pencampur (zat aditif) yang
dapat ditambahkan ke dalam proses pengolahannya.
2.6
Fraksi Minyak Bumi
Senyawa hidrokarbon, terutama parafinik dan aromatik,
mempunyai trayek didih masing-masing, dimana panjang rantai hidrokarbon
berbanding lurus dengan titik didih dan densitasnya. Semakin panjang rantai
hidrokarbon maka trayek didih dan densitasnya semakin besar. Jumlah atom karbon
dalam rantai hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan
bakar maka dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan
sederhana sebagai berikut:
Fraksi
|
Ukuran Molekul
|
Titik Didih (oC)
|
Kegunaan
|
Gas
|
C1 – C5
|
-160-30
|
Bahan bakar (LPG), sumber hidrogen
|
Petoleumeter
|
C5 – C7
|
30– 90
|
Pelarut,binatu kimia (dry cleaning)
|
Bensin (gasoline)
|
C5–C12
|
30-200
|
Bahan baka motor
|
Kerosin, minyak diesel/solar
|
C12-C18
|
180-400
|
Bahan bakar mesin diesel, bahan bakar industi, untuk
cracking
|
Minyak pelumas
|
C16 ke atas
|
350 ke atas
|
Pelumas
|
Parafin
|
C20 ke atas
|
Za padat dengan titik cair rendah
|
Lilin dan lain-lain
|
Aspal
|
C25 ke atas
|
residu
|
Bahan bakar danuntukpelapisjalan raya
|
2.7
Kegunaan Minyak Bumi
Kegunaan fraksi-fraksi minyak bumi terkait dengan sifat fisisnya
seperti titik didih dan viskositasnya (kekentalan), dan juga sifat kimianya.
Hasil dari distilasi minyak bumi menghasilkan beberapa fraksi minyak bumi
seperti berikut.
2.7.1
Residu
Saat pertama kali minyak bumi masuk ke dalam menara distilasi,
minyak bumi akan dipanaskan dalam suhu diatas 500oC. Residu tidak
menguap dan digunakan sebagai bahan baku aspal, bahan pelapis antibocor, dan
bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas). Bagian minyak bumi yang
menguap akan naik ke atas dan kembali diolah menjadi fraksi minyak bumi
lainnya.
Aspal digunakan untuk melapisi permukaan jalan. Kandungan utama
aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik, dan aromatik yang
mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Unsur-unsur selain hidrogen dan
karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan
beberapa unsur lain.
2.7.2
Oli
Oli adalah pelumas kendaraan bermotor untuk mencegak karat dan
mengurangi gesekan. Oli dihasilkan dari hasil distilasi minyak bumi pada suhu
antara 350-500oC. Itu dikarenakan oli tidak dapat menguap di antara
suhu tersebut. Kemudian, bagian minyak bumi yang lainnya akan menguap dan
menuju ke atas untuk diolah kembali.
2.7.3
Solar
Solar adalah bahan bakar mesin diesel. Solar adalah hasil dari
pemanasan minyak bumi antara 250-340oC. Solar tidak dapat menguap
pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk
diolah kembali.
Umumnya, solar mengandung belerang dengan kadar yang cukup tinggi.
Kualitas minyak solar dinyatakan dengan bilangan setana. Angka setana adalah
tolak ukur ke mudahan menyala atau terbakarnya suatu bahan bakar di dalam mesin
diesel. Saat ini, Pertamina telah memproduksi bahan bakar solar ramah
lingkungan dengan merek dagang Pertamina DEX© (Diesel Environment
Extra).
2.7.4
Kerosin dan Avtur
Kerosin (minyak tanah) adalah bahan bakar kompor minyak. Avtur
adalah bahan bakar pesawat terbang bermesin jet. Kerosin dan avtur dihasilkan
dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 170-250oC. Kerosin dan
avtur tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya
akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Kerosin adalah cairan hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah
terbakar. Kerosin yang digunakan sebagai bahan bakar kompor minyak disebut
minyak tanah, sedangkan untuk bahan bakar pesawat disebut avtur.
2.7.5
Nafta
Nafta adalah bahan baku industri petrokimia. Nafta dihasilkan dari
pemanasan minyak bumi pada suhu antara 70-170oC. Nafta tidak dapat
menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas
untuk diolah kembali.
2.7.6
Petroleum Eter dan Bensin
Petroleum eter adalah bahan pelarut dan untuk laundry. Bensin pada
umumnya adalah bahan bakar kendaraan bermotor. Petroleum eter dan bensin
dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 35-75oC.
Petroleum eter dan bensin tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian
minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Bensin akhir-akhir ini menjadi perhatian utama karena pemakaiannya
untuk bahan bakar kendaraan bermotor sering menimbulkan masalah. Kualitas
bensin ditentukan oleh bilangan oktan, yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah
isooktan dalam bensin. Bilangan oktan adalah ukuran kemampuan bahan bakar
mengatasi ketukan ketika terbakar dalam mesin.
Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang mengandung senyawa
n-heptana dan isooktan. Misalnya bensin Premium (salah satu produk bensin
Pertamina) yang beredar di pasaran dengan bilangan oktan 80 berarti bensin
tersebut mengandung 80% isooktan dan 20% n-heptana. Bensin super mempunyai
bilangan oktan 98 berarti mengandung 98% isooktan dan 2% n-heptana. Pertamina
meluncurkan produk bensin ke pasaran dengan 3 nama, yaitu: Premium dengan
bilangan oktan 80-88, Pertamax dengan bilangan oktan 91-92, dan Pertamax Plus
dengan bilangan oktan 95.
Penambahan zat antiketikan pada bensin bertujuan untuk memperlambat
pembakaran bahan bakar. Untuk menaikkan bilangan oktan antara lain dengan
ditambahkan MTBE (Metyl Tertier Butil Eter), tersier butil alkohol, benzena,
atau etanol.
Timbal (Pb) bersifat racun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
seperti pusing, anemia, bahkan kerusakan otak. Anemia terjadi karena ion Pb2+
bereaksi dengan gugus sulfhidril (-SH) dari protein sehingga menghambat kerja
enzim untuk biosintesis hemoglobin.
Permintaan pasar terhadap
bensin cukup besar maka untuk meningkatkan produksi bensin dapat dilakukan
dengan cara:
1. Cracking
(perengkahan), yaitu pemecahan molekul besar menjadi molekul-molekul kecil.
2. Reforming,
yaitu mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang.
3. Alkilasi
atau polimerisasi, yaitu penggabungan molekul-molekul kecil
menjadi molekul besar.
2.7.7
Gas
Hasil olahan minyak bumi yang terakhir adalah gas. Gas merupakan
bahan baku LPG (Liquid Petroleum Gas) yaitu bahan bakar kompor gas.
Supaya gas dapat disimpan dalam tempat yang lebih kecil, gas didinginkan pada
suhu antara -160 sampai -40oC supaya dapat berwujud cair.
Sebenarnya, senyawa alkana yang terkandung dalam LPG berwujud gas
pada suhu kamar. LPG dibuat dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Wujud gas
LPG diubah menjadi cair dengan cara menambah tekanan dan menurunkan suhunya.
2.8
Alternatif Pengganti Minyak Bumi
2.8.1 Biodiesel dari minyak kelapa
Bahan bakar minyak bumi (fosil) diperkirakan sekitar 60
tahun lagi akan habis. apabila dieksploitasi secara besar-besaran. Untuk
memperlambat dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak bumi
tersebut salah satunya adalah dengan bahan bakar biodiesel yang bahan bakunya
sangat besar untuk dik embangkan. Salah satu bahan baku yang bisa dijadikan
biodiesel adalah minyak kelapa. dalam satu molekul minyak kelapa terdiri dari 1
unit gliserine dan sejumlah asam lemak.
Dan 3 (tiga) unit asam lemak dari rantai karbon panjang
adalah triglyseride (lemak dan minyak). Komponen glycerine memiliki
titik didih tinggi yang dapat melindungi minyak dari penguapan (volatilizing).
Pada biodiesel, komponen asam lemak dari minyak dikonversikan ke elemen lain
yang disebut ester. Glycerine dan asam lemak dipisahkan dengan proses
esterifikasi.
Minyak tumbuhan bereaksi dengan alkohal dan katalis, jika
minyak tumbuhan adalah metanol dan kelapa, dan komponen reaktannya adalah
alcohol maka akan dihasilkan coco metil ester. Coco metil ester adalah
nama kimia dari coco biodiesel. .
Setelah
diadakan pengujian mesin diesel dengan bahan bakar minyak vegetatif dan minyak
diesel didapatkan bahwa dengan minyak vegetatif mempunyai efisiensi dan daya
mesin yang lebih besar dibanding dengan minyak diesel, karena suhu gas buang
yang dihasilkan lebih rendah namun terjadi penurunan kualitas nilai kalor
rata-rata 2%.
Dengan
nilai kalor yang rata-rata lebih rendah 2%, tetapi minyak vegetatif mempunyai
angka cetana yang jauh lebih tinggi (Angka cetana rata-rata minyak diesel 45,
biodiesel 62 untuk yang berbasis kelapa sawit, 51 untuk jarak pagar dan 62,7
untuk yang berbasis kelapa sayur) akan didapat keterlambatan penyalaan yang
lebih pendek bila dibandingkan dengan minyak diesel.
Adanya
keterlambatan penyalaan yang lebih pendek (ignition delay) daya yang
dihasilkan besar dan efektif, maka akan dihasilkan unjuk kerja yang optimum.
Pengujian viscositas minyak vegetatif yang telah dilakukan oleh beberapa
peneliti menunjukkan bahwa viskositas minyak vegetatif lebih besar
bila dibandingkan dengan minyak diesel. Viskositas minyak vegetatif berkisar
antara (2.3 – 6) cst dan (2.6 – 4.8).
Keuntungan dari
biodiesel dari minyak kelapa.
a. Minyak
biodiesel yang bersumber dari minyak kelapa dapat dibuat secara mudah dengan
cara mereaksikan (mencampurkan) minyak kelapa dengan methanol dan katalis NaOH
yang akan menghasilkan biodiesel dan gliserin.
b. Bahan bakar
biodiesel minyak kelapa mempunyai potensi besar untuk diaplikasikan sebagai
bahan bakar pengganti minyak diesel/solar. Flash point dari biodiesel kelapa
lebih rendah dari pada solar. Nilai kalor bahan bakar biodiesel minyak kelapa
setara dengan solar.
2.8.2
Gas alam
Gas alam seperti juga minyak bumi merupakan senyawa
hidrokarbon (CnH2n+2) yang terdiri dari campuran beberapa macam gas hidrokarbon
yang mudah terbakar dan non-hidrokarbon seperti N2, CO2, H2S dan gas mulia
seperti He dan Ar, terdapat pula uap air dan pasir.
Umumnya gas yang terbentuk sebagian besar dari metan CH4,
dan dapat juga termasuk etan C2H6 dan propan C3H8. Gas alam yang didapat dari
dalam sumur di bawah bumi, biasanya bergabung dengan minyak bumi. Gas ini
disebut sebagai gas associated. Ada juga sumur yang khusus menghasilkan gas,
sehingga gas yang dihasilkan disebut gas non-associated.
Meski secara jangka pendek, gas alam memang bisa
menyelesaikan permasalahan tersebut, tetapi dalam jangka panjang, apa yang
dialami oleh minyak bumi akan terjadi pada gas alam juga. Berdasarkan data dari
Natural Gas Fundamentals, Institut Francais Du Petrole pada tahun 2002,
cadangan terbukti (proved reserves) gas alam dunia ada sekitar 157703,109 m3.
Jumlah cadangan ini, dengan tingkat konsumsi gas alam sekarang ini, hanya akan
dapat bertahan selama beberapa puluh tahun saja.
2.8.3
Biogas
Biogas
merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan
bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut
anaerobik digestion Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 % ) berupa
metana. material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan diuraiakan
menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri.
Tahap pertama material orgranik akan didegradasi menjadi
asam asam lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan
menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu
penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein,
karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana, Sedangkan asifdifikasi yaitu
pembentukan asam dari senyawa sederhana.
Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka
tahap kedua dari proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana
dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina,
methano bacterium.
Perkembangan proses Anaerobik digestion telah berhasil
pada banyak aplikasi. Proses ini memiliki kemampuan untuk mengolah sampah /
limbah yang keberadaanya melimpah dan tidak bermanfaat menjadi produk yang
lebih bernilai. Aplikasi anaerobik digestion telah berhasil pada pengolahan
limbah industri, limbah pertanian limbah peternakan dan municipal solid waste
(MSW).
Biogas sebagian besar mengandung gs metana (CH4) dan
karbon dioksida (CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya
hydrogen sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang
kandungannya sangat kecil.
Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari
konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar
kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil
kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkan
dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu : Menghilangkan hidrogen sulphur,
kandungan air dan karbon dioksida (CO2).
Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang
menyebabkan korosi, bila biogas mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gas
yang berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas
dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan membentuk
senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur dioksida /sulphur trioksida
(SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun.
Pada saat yang sama akan membentuk Sulphur acid (H2SO3)
suatu senyawa yang lebih korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan
kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas,
sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam
biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat menimbulkan korosif.
2.9 Daerah Sebaran Kilang Minyak
Bumi di indonesia
Kilang minyak (oil refinery) adalah
pabrik/fasilitas industri yang mengolah minyak mentah
menjadi produk petroleum yang bisa langsung
digunakan maupun produk-produk lain yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia.
1. Pertamina
Unit Pengolahan I Pangkalan Brandan, Sumatera
Utara (Kapasitas 5 ribu barel/hari). Kilang minyak pangkalan brandan
sudah ditutup sejak awal tahun 2007.
2. Pertamina
Unit Pengolahan II Dumai/Sei Pakning, Riau
(Kapasitas Kilang Dumai 127 ribu barel/hari, Kilang Sungai Pakning 50 ribu
barel/hari).
3. Pertamina
Unit Pengolahan III Plaju, Sumatera
Selatan (Kapasitas 145 ribu barel/hari).
4. Pertamina
Unit Pengolahan IV Cilacap (Kapasitas 348 ribu barel/hari).
5. Pertamina
Unit Pengolahan V Balikpapan, Kalimantan
Timur (Kapasitas 266 ribu barel/hari).
6. Pertamina
Unit Pengolahan VI Balongan, Jawa Barat
(Kapasitas 125 ribu barel/hari).
7. Pertamina
Unit Pengolahan VII Sorong, Irian Jaya
Barat (Kapasitas 10 ribu barel/hari).
8. Pusdiklat
Migas Cepu, Jawa Tengah (Kapasitas
5 ribu barel/hari).
2.10
Dampak dari penggunaan minyak bumi
2.10.1 Pencemaran
udara
Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran atmosfer
bumi. Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian
300 km. Sumber pencemaran udara berasal dari kegiatan alami dan aktivitas
manusia.
Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran atmosfer
bumi. Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian
300 km. Sumber pencemaran udara berasal dari kegiatan alami dan aktivitas
manusia.
Sumber pencemaran udara di setiap wilayah atau daerah berbeda-beda.
Sumber pencemaran udara berasal dari kendaraan bermotor, kegiatan rumah tangga,
dan industri.
No
|
Polutan
|
Dihasilkan
dari
|
1
|
Karbon
dioksida (CO2)
|
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau
batubara), pembakaran gas alam dan hutan, respirasi, serta pembusukan.
|
2
|
Sulfur dioksida (SO2) nitrogen monoksida (NO)
|
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau
batubara), misalnya gas buangan kendaraan.
|
3
|
Karbonmonoksida
(CO)
|
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara)
dan gas buangan kendaraan bermotor yang pembakarannya tidak sempurna.
|
4
|
Kloro
Fluoro Carbon (CFC)
|
Pendingin ruangan, lemari es, dan perlengkapan yang
menggunakan penyemprot aerosol.
|
Dampak pencemaran udara dapat berskala mikro dan makro.
Pada skala mikro atau lokal, pencemaran udara berdampak
pada kesehatan manusia. Misalnya, udara yang tercemar gas karbon monoksida (CO)
jika dihirup seseorang akan menimbulkan keracunan, jika orang tersebut
terlambat ditolong dapat mengakibatkan kematian. Dampak pencemaran udara
berskala makro, misalnya fenomena hujan asam dalam skala regional, sedangkan
dalam skala global adalah efek rumah kaca dan penipisan lapisan ozon.
a.
Karbon dioksida (CO2)
Pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, minyak,
dan gas alam telah lama dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan manusia terhadap
energi. Misalnya untuk berbagai keperluan rumah tangga, industri, dan
pertanian. Ketika bahan bakar minyak tersebut dibakar, karbon dioksida
dilepaskan ke udara. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah karbon
dioksida yang dilepaskan ke udara terus mengalami peningkatan. Apakah dampak
peningkatan CO2 terhadap lingkungan.
b.
Karbon monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak
berbau, tidak berasa, dan tidak stabil. Karbon monoksida yang berada di kota
besar sebagian besar berasal dari pembuangan gas kendaraan bermotor yang
gas-gas pembakarannya tidak sempurna. Selain itu, karbon monoksida dapat
berasal dari pembakaran bahan bakar fosil serta proses industri.
Karbon monoksida dalam tubuh manusia lebih cepat
berikatan dengan hemoglobin daripada oksigen. Jika di udara terdapat karbon
monoksida, oksigen akan kalah cepat berikatan dengan hemoglobin.
Beberapa orang akan menderita defisiensi oksigen dalam
jaringan tubuhnya ketika haemoglobin darahnya berikatan dengan karbon monoksida
sebesar 5%. Seorang perokok haemoglobin darahnya sering ditemukan mengandung
karbon monoksida lebih dari 10%.
Defisiensi oksigen dalam tubuh dapat menyebabkan
seseorang menderita sakit kepala dan pusing. Kandungan karbon monoksida yang mencapai
0.1.% di udara dapat mengganggu metabolisme tubuh organisme. Oleh karena itu,
ketika memanaskan mesin kendaraan di dalam garasi sebaiknya pintu garasi dibuka
agar gas CO yang terbentuk tidak terakumulasi di dalam ruangan dan terhirup.
c.
Sulfur dioksida
Sulfur dioksida dilepaskan ke udara ketika terjadi
pembakaran bahan bakar fosil dan pelelehan biji logam. Konsentrasi SO2 yang
masih diijinkan ialah antara 0.3 sampai 1.0 mg m-3. Akan tetapi, di daerah yang
dekat dengan industri berat, konsentrasi senyawa tersebut menjadi lebih tinggi,
yaitu 3.000 mg m-3 .
Peningkatan konsentrasi sulfur di atmosfer dapat
menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia, terutama menyebabkan penyakit
bronkitis, radang paru-paru (pneumonia), dan gagal jantung. Partikel-partikel
ini biasanya sulit dibersihkan bila sudah mencapai alveoli sehingga menyebabkan
iritasi dan mengganggu pertukaran gas.
Pencemaran sulfur (sulfur oksida) di sekitar daerah
pencairan tembaga dapat menyebabkan kerusakan pada vegetasi hingga mencapai
jarak beberapa kilometer jauhnya. Tumbuhan mengabsorbsi sulfur dioksida dari
udara melalui stomata. Tingginya konsentrasi sulfur dioksida di udara
seringkali menimbulkan kerusakan pada tanaman pertanian dan perkebunan.
d.
Nitrogen oksida
Nitrogen oksida memainkan peranan penting di dalam
penyusunan jelaga fotokimia. Nitrogen dioksida dihasilkan oleh gas buangan
kendaraan bermotor. Peroksiasil nitrat yang dibentuk di dalam jelaga sering
menyebabkan iritasi pada mata dan paru-paru. Selain itu, bahan polutan tersebut
dapat merusak tumbuhan.
e.
Hujan asam
Dua gas yang dihasilkan dari pembakaran mesin kendaraan
serta pembangkit listrik tenaga disel dan batubara yang utama adalah sulfur
dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2). Gas yang dihasilkan tersebut
bereaksi di udara membentuk asam yang jatuh ke bumi bersama dengan hujan dan
salju. Misalnya, sulfur dioksida berreaksi dengan oksigen membentuk sulfur
trioksida.
2 SO2 + O2 2 SO3
Sulfur
trioksida kemudian bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat.
SO3
+ H2O H2SO4
Uap
air yang telah mengandung asam ini menjadi bagian dari awan yang akhirnya turun
ke bumi sebagai hujan asam atau salju asam. Hujan asam
dapat mengakibatkan kerusakan hutan, tanaman pertanian, dan perkebunan. Hujan
asam juga akan mengakibatkan berkaratnya benda-benda yang terbuat dari logam,
misalnya jembatan dan rel kereta api, serta rusaknya berbagai bangunan. Selain
itu, hujan asam akan menyebabkan penurunan pH tanah, sungai, dan danau,
sehingga mempengaruhi kehidupan organisme tanah, air, serta kesehatan manusia.
f.
Efek rumah kaca
Efek
rumah kaca merupakan gejala peningkatan suhu dipemukaan bumi yang terjadi
karena meningkatnya kadar CO2 (karbon dioksida) di atmosfer. Gejala ini
disebut efek rumah kaca karena diumpamakan dengan fenomena yang terjadi di
dalam rumah kaca.
Pada rumah kaca, sinar matahari dapat dengan mudah masuk
ke dalamnya. Sebagian sinar matahari tersebut digunakan oleh tumbuhan dan
sebagian lagi dipantulkan kembali ke arah kaca.
Sinar yang dipantulkan ini tidak dapat keluar dari rumah
kaca dan mengalami pemantulan berulang-ulang. Energi yang dihasilkan
meningkatkan suhu rumah kaca sehingga rumah kaca menjadi panas.
Di bumi, radiasi panas yang berasal dari matahari ke bumi
diumpamakan seperti menembus dinding kaca rumah kaca. Radiasi panas tersebut
tidak diserap seluruhnya oleh bumi. Sebagian radiasi dipantulkan oleh
benda-benda yang berada di permukaan bumi ke ruang angkasa. Radiasi panas yang
dipantulkan kembali ke ruang angkasa merupakan radiasi infra merah.
Sebagian radiasi infra merah tersebut dapat diserap oleh
gas penyerap panas (disebut: gas rumah kaca). Gas penyerap panas yang paling
penting di atmosfer adalah H2O dan CO2. Seperti kaca dalam rumah kaca, H2O dan
CO2 tidak dapat menyerap seluruh radiasi infra merah sehingga sebagian radiasi
tersebut dipantulkan kembali ke bumi. Keadaan inilah yang menyebabkan suhu di
permukaan bumi meningkat atau yang disebut dengan pemanasan global (global
warning).
Kenaikan suhu menyebabkan mencairnya gunung es di kutub
utara dan selatan. Kondisi ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut,
sehingga menyebabkan berbagai kota dan wilayah pinggir laut akan tenggelam,
sedangkan daerah yang kering menjadi semakin kering. Efek rumah kaca
menimbulkan perubahan iklim, misalnya suhu bumi meningkat rata-rata 3°C sampai
4°C pada abad ke-21, kekeringan atau curah hujan yang tinggi di berbagai tempat
dapat mempengaruhi produktivitas budidaya pertanian, peternakan, perikanan, dan
kehidupan manusia.
g.
Penipisan lapisan ozon
Lapisan ozon (O3) adalah lapisan gas yang menyelimuti
bumi pada ketinggian ± 30 km diatas bumi. Lapisan ozon terdapat pada lapisan
atmosfer yang disebut stratosfer. Lapisan ozon ini berfungsi menahan 99%
radiasi sinar Ultra violet (UV) yang dipancarkan ke matahari.
Gas CFC (Chloro Fluoro Carbon) yang berasal dari produk
aerosol (gas penyemprot), mesin pendingin dan proses pembuatan plastik atau
karet busa, jika sampai ke lapisan stratosfer akan berikatan dengan ozon. CFC
yang berikatan dengan ozon menyebabkan terurainya molekul ozon sehingga terjadi
kerusakan lapisan ozon, berupa penipisan lapisan ozon.
Penipisan lapisan ozon di beberapa tempat telah membentuk
lubang seperti di atas Antartika dan kutub Utara. Lubang ini akan mengurangi
fungsi lapisan ozon sebagai penahan sinar UV. Sinar UV yang sampai ke bumi akan
menyebakan kerusakan pada kehidupan di bumi. Kerusakan tersebut antara lain
gangguan pada rantai makanan di laut, serta kerusakan tanaman budidaya
pertanian, perkebunan, serta mempengaruhi kesehatan manusia.
h.
Radiasi
Makhluk hidup sudah lama menjadi objek dari bermacammacam
bentuk radiasi. Misalnya, radiasi matahari yang mengandung sinar ultraviolet
dan gelombang infra merah. Selain berasal dari matahari, radiasi dapat juga
berasal dari luar angkasa, berupa sinar kosmis dan mineral-mineral radioaktif
dalam batubatuan. Akan tetapi bentuk radiasi akibat aktivitas manusia akan
menimbulkan polusi.
Bentuk-bentuk radiasi berupa kegiatan uji coba bom nuklir
dan penggunaan bom nuklir oleh manusia dapat berupa gelombang elektromagnetik
dan partikel subatomik. Kedua macam bentuk radiasi tersebut dapat mengancam
kehidupan makhluk hidup.
Dampak radiasi dapat dilihat pada tingkat genetik dan sel
tubuh. Dampak genetik pada interfase menyebabkan terjadinya perubahan gen pada
AND atau dikenal sebagai mutasi gen. Dampak somatik (sel tubuh) adalah
seseorang memiliki otak yang lebih kecil daripada ukuran normal, cacat mental,
dan gangguan fisik lainnya serta leukemia.
2.10.2 Pencemaran air
Pencemaran air meliputi pencemaran di perairan darat,
seperti danau dan sungai, serta perairan laut. Sumber pencemaran air, misalnya
pengerukan pasir, limbah rumah tangga, industri, pertanian, pelebaran sungai,
pertambangan minyak lepas pantai, serta kebocoran kapal tanker pengangkut
minyak.
a.
Limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga seperti deterjen, sampah organik, dan
anorganik memberikan andil cukup besar dalam pencemaran air sungai, terutama di
daerah perkotaan. Sungai yang tercemar deterjen, sampah organik dan anorganik
yang mengandung miikroorganisme dapat menimbulkan penyakit, terutama bagi
masyarakat yang mengunakan sungai sebagai sumber kehidupan sehari-hari.
Proses penguraian sampah dan deterjen memerlukan oksigen
sehingga kadar oksigen dalam air dapat berkurang. Jika kadar oskigen suatu
perairaan turun sampai kurang dari 5 mg per liter, maka kehidupan biota air
seperti ikan terancam.
b.
Limbah pertanian
Kegiatan pertanian dapat menyebabkan pencemaran air
terutama karena penggunaan pupuk buatan, pestisida, dan herbisida. Pencemaran
air oleh pupuk, pestisida, dan herbisida dapat meracuni organisme air, seperti
plankton, ikan, hewan yang meminum air tersebut dan juga manusia yang
menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Residu pestisida seperti
DDT yang terakumulasi dalam tubuh ikan dan biota lainnya dapat terbawa dalam
rantai makanan ke tingkat trofil yang lebih tinggi, yaitu manusia.
Selain itu, masuknya pupuk pertanian, sampah, dan kotoran
ke bendungan, danau, serta laut dapat menyebabkan meningkatnya zat-zat hara di
perairan. Peningkatan tersebut mengakibatkan pertumbuhan ganggang atau enceng
gondok menjadi pesat (blooming).
Pertumbuhan ganggang atau enceng gondok yang cepat dan
kemudian mati membutuhkan banyak oksigen untuk menguraikannya. Kondisi ini
mengakibatkan kurangnya oksigen dan mendorong terjadinya kehidupan organisme
anaerob. Fenomena ini disebut sebagai eutrofikasi.
c.
Limbah pertambangan
Pencemaran minyak di laut terutama disebabkan oleh limbah
pertambangan minyak lepas pantai dan kebocoran kapal tanker yang mengangkut
minyak. Setiap tahun diperkirakan jumlah kebocoran dan tumpahan minyak dari
kapal tanker ke laut mencapai 3.9 juta ton sampai 6.6 juta ton. Tumpahan minyak
merusak kehidupan di laut, diantaranya burung dan ikan. Minyak yang menempel
pada bulu burung dan insang ikan mengakibatkan kematian hewan tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Minyak bumi terbentuk dari sisa fosil mahkluk hidup yang
tertimbun jutaan tahun yang lalu. Pengambilan
minyak bumi dilakukan di kilang minyak. Kemudian di fraksionisasikan sesuai
titik didihnya. Minyak bumi memiliki peranan penting bagi kehidupan, baik
sebagai sumber energi maupun sebagai bahan baku industri petrokimia.
Indonesia
memiliki ketergantungan yang sangat besar akan jenis sumber energi minyak,
padahal Indonesia hanya memiliki cadangan minyak potensial yang hanya bertahan
untuk 12 tahun. Konsumsi yang sangat besar ini mendorong Indonesia untuk
mengimpor minyak dari Timur Tengah.
Perusahaan
migas asing memiliki andil yang besar dalam produksi migas Indonesia. Sebagian
besar produksi minyak dan gas Indonesia dikuasai oleh operator perusahaan
energi asing. Kehadiran mereka berkontribusi pada proses eksplorasi untuk
menemukan cadangan dan ladang migas baru.
Kehadiran
perusahaan migas asing seharusnya dapat di berdayakan gunakan untuk memenuhi
ketersediaan energi Indonesia, mereka bisa menjadi partner yang kuat untuk
menemukan cadangan energi baru dan sumber pasokan energi energi Indonesia.
Namun kebijakan pemerintah Indonesia hingga saat ini masih berorientasi ekspor
sehingga pasokan energi Indonesia harus di datangkan dari luar negeri. Hal ini
justru membuat kehadiran mereka menjadi penyebab atas ketidakamanan
ketersediaan energi nasional.
3.2
Saran
Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
dipebarui. Kini keberadaanya sudah hampir habis. Oleh karena itu, penggunaannya
harus dihemat. Penggunaan bahan olahan minyak bumi juga memiliki efek samping.
Seprti gas buangan dari mesin yang mengunakan bahan olahan minyak bumi. Asap
tersebut merupakan indikasi pencemaran udara dan memperburuk kondisi dunia yang
mengalami global warming.
Diversifikasi
energi merupakan hal yang patut untuk segera dilakukan dalam rangka melepas
ketergantugnan terhadap minyak. Ketergantungan terhadap energi fosil juga
sepatutnya dapat dikurangi melihat banyaknya potensi dibidang sumber energi
terbaharukan Indonesia yang lebih berkelanjutan dan tidak akan habis.
Pemerintah
Indonesia seharusnya dapat menetapkan domestic market obliglation (DMO) yang
lebih tinggi untuk menngkatkan peran perusahaan migas dalam memasok
ketersediaan energi Indonesia. Pemerintah Indonesia juga seharusnya mampu untuk
menetapkan regulasi yang lebih pro terhadap kebutuhan energi nasional
dibandingkan berorientasi ekspor, karena energi bukan hanya sebagai barang
komoditas tapi juga strategis.
Pemerintah
Indonesia yang memiliki kewajiban untuk menjaga keberlangsungan ekonomi negara
dan kesejahteraan rakyat mempertimbangkan ulang mengenai prioritas dalam kebijakan
energy menyangkut andil perusahaan migas asing.
DAFTAR PUSTAKA
·
www.migasnet_fajar.blogspot
·
Sandri.
2009. Chemistry 1 For Senior High School Year X. Jakarta: Yudhistira.
·
Anis
Dyah. 2012. PR Kimia Kelas X Semester 2. Klaten: PT Intan Pariwara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar