Minggu, 23 Oktober 2016

MINYAK DAN GAS BUMI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan ridho serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul MINYAK DAN GAS BUMI.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kimia  dasar 2. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan waktu, pengetahuan, dan kemampuan yang penulis miliki. Namun demikian, dengan segala kemampuan yang ada dan dengan rasa tanggung jawab, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan uluran, maupun bimbingan dari berbagai pihak, makalah ini tidak dapat terwujud, untuk itu pada kesempatan kali ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1.      Ibu Fitri Mairizki, SSi , MSi yang telah memberikan tugas untuk nilai semester kuliah.
2.      Teman-teman yang telah memberikan masukan atas di buatnya  makalah ini.
3.      Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
4.      Semoga semua bantuan yang diberikan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang setimpal. Amin ya rabbal’alamin.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi semua pihak.





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................   i
DAFTAR ISi............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang...........................................
1.2  Rumusan.....................................................
1.3  Batasan.......................................................
1.4  Tujuan Penulisan Makalah.........................
1.5  Sistematika ................................................  

BAB II PEMBAHASAN                                                                   
2.1  Sejarah minyak bumi..................................
2.2  Sejarah terbentuknya minyak bumi.............
2.3  Cara menemukan minyak bumi...................
2.4  Explorasi minyak bumi................................
2.5  Proses penyulingan minyak bumi................
2.6  Fraksi minyak bumi  (campuran minyak bumi)...
2.7  Kegunaan minyak bumi...............................
2.8  Alternatif pengganti minyak bumi ..............
2.9  Daerah sebaran kilang minyak bumi...........
2.10 Dampak negative dan positive penggunaan minyak bumi.......

BAB III PENUTUP                                                                           
.....  3.1 Simpulan.....................................................
......  3.2 Saran...........................................................

DAFTAR PUSTAKA                                                                       
                                                                                                  

BAB I
PENDAHULUAN

  1.1  Latar Belakang
Bumi yang kita kenal dan tempat dimana kita berada saat ini, berumur 4,5 milyar tahun. Saat bumi terbentuk bumi selalu mengalami proses geologi tanpa henti baik di permukaan, dikerak maupun di perut bumi. Proses-proses ini sangat mempengaruhi terbentuknya minyak bumi. Bagian bumi yang menghasilkan sumberdaya minyak bumi adalah bagian yang paling atas yaitu kerak bumi (batuan reservoar/reservoir) yang terdapat pada batuan sedimen berpori.

Minyak bumi berasal dari sisa-sisa makhluk hidup (manusia purba, hewan purba dan lain sebagainya yang telah musnah atau mati dan terendapkan selama berjuta tahun lamanya sehingga mengalami yang namanya bakteri pengurai dan termatangkan didalam kerak bumi, setelah itu mengalami perubahan bentuk yang disebut dengan minyak bumi yang kita gunakan pada kehidupa sehari-hari saat ini seperti minyak tanah, bensin, solar, gas bumi, tar (aspal), pertamax plus, aftur (bahan bakar pesawat terbang), dan lain sebagainya.

Bumi bukanlah suatu benda yang homogen. Sehingga persebaran minyak bumipun tidak merata di karenakan adanya proses dari dalam bumi. Proses-proses geologi yang telah berjalan ribuan, bahkan jutaan tahun konsentrasi sumber daya minyak bumi pun sangat tidak merata (di karenakan adanya gaya endogen seperti patahan lipatan dan lain-lain). juga Ada bagian-bagian kerak bumi yang kaya akan minyak bumi seperti negara indonesia dan dubai, dan ada bagian-bagian yang sedikit saja mengandung minyak bumi, sebaliknya mungkin akan kaya akan mineral berguna lainnya.

1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.      Apakah pengertian minyak bumi ?
2.      Bagaimana cara mendapatkan minyak bumi ?
3.      Dimana daerah sebaran penyulingan minyak bumi ?
4.      Bagaimana tentang sejarah minyak bumi ?
5.      Apa saja kegunaan minyak bumi ?
6.      Bagaimana proses explorasi minyak bumi ?
7.      Bagaimanakah proses terbentuknya minyak bumi ?
8.      Apa saja dampak dari penggunaan minyak bumi ?
9.      Bagaimana cara penyulingan minyak bumi ?

                                                                             
1.3  Batasan
Batasan masalah dibuat untuk membatasi dan menjamin pembahasan masalah agar tidak menyimpang dari tema yang sudah ditetukan. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.      Memahami dan megetahui sejarh minyak bumi.
2.      Memahami dan mengetahui pengertian minyak bumi.
3.      Memahami dan mengetahui cara mendapatkan minyak bumi.
4.      Memahami dan mengetahui proses explorasi minyak bumi.
5.      Memahami dan megetahui proses terbentuknya minyak bumi.
6.      Memahami dan mengetahui kegunaan minyak bumi.
7.      Memahami dan mengetahui penyulingan minyak bumi.
8.      Mengetahui daerah sebaran penyulingan minyak bumi.

1.4  Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah dapat mengetahui Bagaimana tentang sejarah minyak bumi, Pengertian minyak bumi, cara mendapatkan minyak bumi, proses explorasi minyak bumi, proses terbentuknya minyak bumi, kegunaan minyak bumi, penyulingan minyak bumi, daerah sebaran penyulingan minyak bumi.
1.5  Sistematika
      Dalam penulisan ini didasarkan pada metode deskriftif, yaitu menggambarkan masalah atau isi makalah secara detil dan jelas. Sistematika makalah yang penulis gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

Makalah ini terdiri dari kata pengantar, daftar isi, Bab I pendahuluan, Bab II pembahasan, Bab III simpulan dan saran, dan daftar pustaka.

Bab I pendahuluan meliputi: latar belakang masalah mengenai disusunnya makalah ini, rumusan masalah ini dimaksudkan ntuk mempermudah untuk menyusun serta pembahasan makalah, batasan masalah yaitu agar penulis tidak terlalu luas mendeskrifsikan isi dari makalah, tujuan makalah yaitu tujuan dari penyusunan makalah ini, sistematika penulisan yaitu agar mengetahui sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah.

Bab II pembahasan yaitu: menjelaskan isi dari makalah, dalam makalah ini penulis membahas tentang : Sejarah minyak bumi, pengertian minyak bumi, cara mendapatkan minyak bumi, proses explorasi minyak bumi, proses terbentuknya minyak bumi, kegunaan minyak bumi, penyulingan minyak bumi, sebaran penyulingan minyak bumi.

Bab III simpulan dan saran yaitu: berisi tentang simpulan dari isi makalah yang telah dibahas serta saran penulis dari masalah yang telah dibahas.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Sejarah Minyak Bumi
Untuk pertama kalinya orang mengenal minyak bumi ini di daerah Mesopotamia. Bahkan menurut catatan sejarah, orang China sudah coba-coba mengebor minyak bumi sejak sebelum zaman masehi. Permulaan ada industri minyak bumi, adanya di negerinya Paman Sam alias Amerika Serikat sekitar abad 19.
                                      
Minyak bumi ini jadi begitu berharga karena suatu hari di Glasgow ditemukan cara mengolah minyak bumi menjadi minyak lampu, itu sebabnya minyak bumi semakin dicari dan diburu. Lapangan-lapangan minyak raksasa mulai ditemukan ditanah arab beberapa tahun sebelum Perang Dunia II berlangsung.

  2.2  Sejarah Terbentuknya Minyak Bumi
2.2.1  Pengertian Minyak Bumi
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus yaitu karang dan oleum yaitu minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya.

2.2.2  Teori Pembentukan Minyak Bumi
Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori pembentukan minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu minyak bumi menjadi spesifik dan tidak sama antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lainnya. Berikut ini akan dibahas 2 teori pembentukan minyak bumi, yaitu :


2.2.2.1 Teori Biogenesis (Organik)
Macquir (Prancis, 1758) merupakan orang pertama yang pertama kali mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal darri umbuh-tumbuhan. Kemudian M.W Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukun oleh sarjana lain seperti, Nem Beery, Engler, Bruk, bearl, Hofer.
Meeka mengatakan bahwa ”minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yan telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”

2.2.2.2  Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot (1866) mengemukakan di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tingi akan bersentuhan dengan C02 membentuk  asitilena. Kemudian Mendeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi tebentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam di dalam bumi.

Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zamn prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan besamaan dengan proses terbentuknya bumi. pernyataan itu berdasar fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain.
2.2.3        Komponen Minyak Bumi
Minyak bumi hasil ekplorasi (pengeboran) masih berupa minyak mentah atau crude oil. Minyak mentah ini mengandung berbagai zat kimia berwujud gas, cair, dan padat. Komponen utama minyak bumi adalah senyawa hidrokarbon, baik alifatik, alisiklik, maupun aromatik. Kadar unsur karbon dalam minyak bumi dapat mencapai 50%-85%, sedangkan sisanya merupakan campuran unsur hydrogen dan unsur-unsur lain. Misalnya, nitrogen (0-0,5%), belerang (0-6%), dan oksigen (0-3,5%).
2.2.3.1 Senyawa hidokarbon alifatik rantai lurus.
Senyawa hidokabon alifatik rantai luus biasa disebut alkana atau normal parafin. Senyawa ini banyak terdapat dalam gas alam dan minyak bumi yang memiliki antai karbon pendek. Contoh: Etana Propana.

2.2.3.2  Senyawa hidrokarbon bentuk siklik.
Senyawa hidrokarbon siklik merupakan snyawa hidrokarbon golongan sikloalkana atau sikloparafin. Senyawa hidrokarbon ini memiliki rumus molekul sama dengan alkena., tetapi tidak memiliki ikatan rangkap dua dan membentuk dtruktur cinicin. Dalam minyak bumi, antarmolekul siklik tersebut kadag-kadanag bergabung membentuk suatu molekul yang terdii atas beberapa senyawa siklik.

2.2.3.3  Senyawa Hidrokarbon Alifatik Rantai Bercabang
Senyawa golongan isoalkana atau isoparafin. Jumlah senyawa hidrokarbon ini tidak sebanyak senyawa hidrokarbon alifatik rantai lurus dan senyawa hidrokarbon bentuk siklik.

2.2.3.4  Senyawa Hidrokarbon Aromatik.
Senyawa hidrokarbon aromatik merupakan senyawa hidrokarbon yang berbentuk siklik segienam, berikatan rangkap dua selang-seling, dan merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh. Pada umumnya, senyawa hidrokarbon aromatik ini terdapat dalam minyak bumi yang memiliki jumlah atom C besar.

Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi yang telah dipisahkan dari gas alam disebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dapat dibedakan menjadi:

a.       Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang rendah, berwarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah).

b.      Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar meleleh.

2.3            Cara Menemukan Minyak Bumi

a. Seismic
Proses ini bertujuan untuk mencari tempat yang memiliki kandungan Gas/ minyak Bumi. Dengan menggunakan gelombang Akustik (acoustic waves) yang merambat ke lapisan tanah. Gelombang ini direfleksikan dan ditangkap lagi oleh sensor. Dari proses perambatan gelombang ini akan diolah dan terlihatlah lapisan-lapisan tanah untuk diolah manakah lapisan yang berpotensi mengandung gas/oil.
http://anehdidunia.blogspot.com

B. Drilling and well construction
Proses ini disebut juga proses "pengeboran minyak". Biasanya pake rig (tempat untuk mensupport proses pengeboran, dsb).Simpel nya, kita membuat lubang di tempat yang diidentifikasi ada kemungkinan sumber minyak/gas di tempat tersebut. Perlu di ketahui dalam proses ini ada kemungkinan blow out (pressure yang ga bisa di kontrol, langsung ke surface), jadi harus ada pengendalian pressure dari dalam tanah.
Pressure downhole / dalam tanah lebih besar dari pressure atmosferik, untuk mengimbanginya biasanya pake mud a.k.a lumpur dengan spesific gravity (berat jenis) tertentu. Mud ini akan menciptakan Hydrostatic pressure yang bisa menahan pressure dari dalam. Setelah "lubang" siap, maka selanjutnya akan di cek apakah ada kandungan minyak/ gas nya.
C.    Well Logging
Proses ini yang paling mahal. Tool nya mahal, karena harus tahan pressure dan temperature yang tinggi. Di samping memetakan lapisan tanah, proses ini juga mengambil sample untuk nantinya d cek kandungannya (minyak, gas, ato cuma air), Dari sini ketahuan lapisan tanah dan batuan. Mana yang mengandung air, mana yang ada gas, dan lapisan tanah mana yang "mungkin" ada kandungan minyaknya.

D.    Well Testing
Proses ini adalah proses dimana lapisan yang diperkirakan mengandung oil/gas di "tembak", dengan explosif. Setelah itu minyak yang terkandung diantara pori-pori batuan akan mengalir menuju tempat yang pressure nya lebih kecil (ke atmosferik a.k.a ke permukaan tanah). Untuk mengontrol pergerakan ini, sumur diisi dengan liquid tertentu untuk menjaga under balance (sumur masih bisa di "kendalikan" dan tidak blow out), contoh liquid: brine, diesel, ato air aja.
Gas minyak, air, ataupun berbagai macam zat yang keluar akan dicari Rate nya. Untuk minyak berapa BOPD(barrell oil per day) yang bisa dihasilkan. Untuk gas, berapa MMscfMM/d (Million metric standart cubic feet per day atau berapa juta cubic feet) yang bisa dihasilkan sumur tersebut.
Proses testing ini juga mengambil sample liquid maupun gas, dan juga data-data tentang pressure, temperature, specific grafity, dll untuk selanjutnya diolah oleh reservoir engineer. Data ini akan menunjukan seberapa besar dan seberapa lama kemampuan berproduksi dari reservoir sumur tersebut.
Gas/minyak dibakar agar tidak mencemari lingkungan. Sistem pembakarannya sudah sangat maju, dengan mixture gas, minyak, angin, dan air untuk menjadikan pembakaran yang optimal.

E.     Well Completion
Proses ini adalah proses instalasi aksesoris sumur sebelum nantinya sumur siap diproduksi. Fungsi utamanya adalah menyaring "pasir" yang dihasilkan setelah proses penembakan dalam well testing. Pasir yang sampai ke surface dengan pressure diibaratkan "peluru" yang nantinya akan membahayakan line produksi. Pipa produksi akan terkikis oleh pasir dan akhirnya Burst (pecah). Dengan Completion ini (alatnya gravel pack), akan menangkap pasir di dalam sumur dan menyaringnya sehingga tidak ikut ke surface.
F.     Production
Inilah proses yang membahagiakan, dimana sumur siap untuk berproduksi dan nantinya akan diolah lagi ke tempat penyulingan untuk diolah dalam berbagai bentuk. Contoh: Minyak tanah, bensin, solar,kerosin, LPG, dll.

2.4            Explorasi Minyak Bumi
Sejarah pengeboran minyak bumi ini untuk kali pertama dalam sejarah pengeboran pertama dilakukan sekitar tahun 1885, pengeboran ini sukses memproduksi minyak secara komersil. Pekerjaan ini sukses dilakoni oleh mbah Aeilko Jans Zifiker di telaga tunggal no I pada kedalaman 22 meter.Begitu awalnya bagaimana orang berhasil mengangkat minyak yang ada di perut bumi ini dan mengolahnya di atas perut bumi.

Sebenarnya Minyak dan gas bumi biasa juga disebut dengan hidrokarbon, karena penyusun utamanya adalah C (Carbon) dan H (hydrogen). Hidrokarbon ini berasal dari organic, senyawa utama yang bertugas membentuk minyak dan gas bumi ini adalah lipids (lemak, steroid, dan pigmen), protein dan karbohidrat.

Proses pembentukkannya menjadi minyak bumi itu membutuhkan waktu yang lama (dalam skala jutaan tahun) dan proses yang kompleks. Komponen dan proses yang diperlukan buat membentuk dan menyimpan hidrokarbon disebut dengan “petroleum System”.

Agar minyak bumi ini bisa terbentuk di dalam perut bumi ini harus ada 5 syarat yang wajib ada Yaitu :
1.      Batuan induk yang matang (source rock).
2.      Jalur migrasi (migration pathways).
3.      Batuan reservoir (reservoir rock).
4.      Perangkap (trap).
5.      Penyekat (seal).

Pemboran Oil & gas pertama dilakukan oleh Drake, lokasi di Onshore/darat, dengan metode cable tool Drilling (metode yang sama saat masang pasak bumi di dunia sipil) hanya saja dengan menggunakan mata Bor. berbeda dengan pemboran sekang yang menggunakan sistem rotary drilling.

Industri Oil & gas adalah industri yang padat Modal.sebagai info biaya pemboran suatu sumur eksploitasi minyak sekitar US$600/ft atau sekitar US$3. 6jt untuk kedalaman 6000ft (1800an m). jika dibandingin dengan harga crude oil (minyak mentah) sekarang +/- 70 USD/bbl (bbl= barrel) anggap 1 sumur punya produksi 100  BOPD (barel oil per day), maka lebih kurang dalam waktu 514 hari atau 1.4 tahun baru bisa balik modal (perhitungan kasar saja).

                                                                                                                     
2.5            Proses Penyulingan Minyak Bumi
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan, Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumu bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.

Minyak mentah (crude oil) bebentuk caian kental hitam dan berbau tidak sedap, Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan baka maupun keperluan lainnya, tetapi haus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon denagn jumlah atom C-1 hingga 50. Pengolahan minyak bumi dilakukan melalui distilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok dengan rentang titik didih tertentu.

Pengolahan minyak bumi dimulai dengan memanaskan minyak mentah pada suhu 400oC, kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi dimana akan tejadi pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung.

Sementara itu, semakin ke ats, suhu semakin rendah, sehinga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi naik, akan mengembun dan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah akan terus naik ke bagian atas yang lebih tinggi. Sehingga komponen yang mencapai puncak menara adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen berupa gas tadi disebut gas proteleum. Melalui kompresi dan pendinginan, gas sproteleum dicairkan sehingga diperoleh LPG (Liquid Proteleum Gas)
                                    
Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hidrokarbon dengan berbagai sifat fisiknya. Untuk memperoleh materi-materi yang berkualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan, perlu dilakukan tahapan pengolahan minyak mentah yang meliputi proses distilasi, cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.

2.5.1        Distilasi
Distilasi atau penyulingan merupakan cara pemisahan campuran senyawa berdasarkan pada perbedaan  titik didih komponen-komponen penyusun campuran tersebut. Meskipun komposisinya kompleks, terdapat cara mudah untuk memisahkan komponen-komponennya berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya, yang disebut proses distilasi bertingkat. Destilasi merupakan pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya.
                                                    
Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom fraksinasi (kolom pemisah) terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 350°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi)

Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon maka komponen-komponen tersebut akan terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon ringan akan berada dibagian atas kolom diikuti dengan fraksi yang lebih berat dibawahnya. Pada tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai fraksinya masing-masing.

Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian dipompakan keluar kolom, didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tanki produknya masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena masih harus ditambahkan aditif (zat penambah).

2.5.6        Cracking
Cracking adalah penguraian (pemecahan) molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa yang lebih kecil. Terdapat dua cara proses cracking, yaitu :
  a.       Cara panas (thermal cracking), adalah proses cracking dengan menggunakan suhu tinggi serta tekanan rendah.
  b.      Cara katalis (catalytic cracking) adalah proses cracking dengan menggunakan bubuk katalis platina atau molybdenum oksida.

2.5.7        Reforming
Reforming adalah pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang).

2.5.8        Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar.
2.5.9        Treating
Treating adalah proses pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating sebagai berikut :
1.      Copper sweetening dan doctor treating .
2.      Acid treatment.
3.      Desulfurizing (desulfurisasi).
4.      Blending.

Bensin merupakan contoh hasil minyak bumi yang banyak digunakan di dunia. Untuk memperoleh kualitas bensin yang baik dilakukan blending (pencampuran), terdapat sekitar 22 bahan pencampur (zat aditif) yang dapat ditambahkan ke dalam proses pengolahannya.


2.6      Fraksi Minyak Bumi
Senyawa hidrokarbon, terutama parafinik dan aromatik, mempunyai trayek didih masing-masing, dimana panjang rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan titik didih dan densitasnya. Semakin panjang rantai hidrokarbon maka trayek didih dan densitasnya semakin besar. Jumlah atom karbon dalam rantai hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bakar maka dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan sederhana sebagai berikut:

Fraksi
Ukuran Molekul
Titik Didih (oC)
Kegunaan
Gas
C1 – C5
-160-30
Bahan bakar (LPG), sumber hidrogen
Petoleumeter
C5 – C7
30– 90
Pelarut,binatu kimia (dry cleaning)
Bensin (gasoline)
C5–C12
30-200
Bahan baka motor
Kerosin, minyak diesel/solar
C12-C18
180-400
Bahan bakar mesin diesel, bahan bakar industi, untuk cracking
Minyak pelumas
C16 ke atas
350 ke atas
Pelumas
Parafin
C20 ke atas
Za padat dengan titik cair rendah
Lilin dan lain-lain
Aspal
C25 ke atas
residu
Bahan bakar danuntukpelapisjalan raya

2.7      Kegunaan Minyak Bumi
Kegunaan fraksi-fraksi minyak bumi terkait dengan sifat fisisnya seperti titik didih dan viskositasnya (kekentalan), dan juga sifat kimianya. Hasil dari distilasi minyak bumi menghasilkan beberapa fraksi minyak bumi seperti berikut.

2.7.1        Residu

Saat pertama kali minyak bumi masuk ke dalam menara distilasi, minyak bumi akan dipanaskan dalam suhu diatas 500oC. Residu tidak menguap dan digunakan sebagai bahan baku aspal, bahan pelapis antibocor, dan bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas). Bagian minyak bumi yang menguap akan naik ke atas dan kembali diolah menjadi fraksi minyak bumi lainnya.
Aspal digunakan untuk melapisi permukaan jalan. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik, dan aromatik yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Unsur-unsur selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa unsur lain.

2.7.2        Oli

Oli adalah pelumas kendaraan bermotor untuk mencegak karat dan mengurangi gesekan. Oli dihasilkan dari hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 350-500oC. Itu dikarenakan oli tidak dapat menguap di antara suhu tersebut. Kemudian, bagian minyak bumi yang lainnya akan menguap dan menuju ke atas untuk diolah kembali.

2.7.3        Solar

Solar adalah bahan bakar mesin diesel. Solar adalah hasil dari pemanasan minyak bumi antara 250-340oC. Solar tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Umumnya, solar mengandung belerang dengan kadar yang cukup tinggi. Kualitas minyak solar dinyatakan dengan bilangan setana. Angka setana adalah tolak ukur ke mudahan menyala atau terbakarnya suatu bahan bakar di dalam mesin diesel. Saat ini, Pertamina telah memproduksi bahan bakar solar ramah lingkungan dengan merek dagang Pertamina DEX© (Diesel Environment Extra).

2.7.4        Kerosin dan Avtur

Kerosin (minyak tanah) adalah bahan bakar kompor minyak. Avtur adalah bahan bakar pesawat terbang bermesin jet. Kerosin dan avtur dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 170-250oC. Kerosin dan avtur tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Kerosin adalah cairan hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Kerosin yang digunakan sebagai bahan bakar kompor minyak disebut minyak tanah, sedangkan untuk bahan bakar pesawat disebut avtur.

2.7.5        Nafta

Nafta adalah bahan baku industri petrokimia. Nafta dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 70-170oC. Nafta tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.

2.7.6        Petroleum Eter dan Bensin

Petroleum eter adalah bahan pelarut dan untuk laundry. Bensin pada umumnya adalah bahan bakar kendaraan bermotor. Petroleum eter dan bensin dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 35-75oC. Petroleum eter dan bensin tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Bensin akhir-akhir ini menjadi perhatian utama karena pemakaiannya untuk bahan bakar kendaraan bermotor sering menimbulkan masalah. Kualitas bensin ditentukan oleh bilangan oktan, yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah isooktan dalam bensin. Bilangan oktan adalah ukuran kemampuan bahan bakar mengatasi ketukan ketika terbakar dalam mesin.
Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang mengandung senyawa n-heptana dan isooktan. Misalnya bensin Premium (salah satu produk bensin Pertamina) yang beredar di pasaran dengan bilangan oktan 80 berarti bensin tersebut mengandung 80% isooktan dan 20% n-heptana. Bensin super mempunyai bilangan oktan 98 berarti mengandung 98% isooktan dan 2% n-heptana. Pertamina meluncurkan produk bensin ke pasaran dengan 3 nama, yaitu: Premium dengan bilangan oktan 80-88, Pertamax dengan bilangan oktan 91-92, dan Pertamax Plus dengan bilangan oktan 95.
Penambahan zat antiketikan pada bensin bertujuan untuk memperlambat pembakaran bahan bakar. Untuk menaikkan bilangan oktan antara lain dengan ditambahkan MTBE (Metyl Tertier Butil Eter), tersier butil alkohol, benzena, atau etanol.
Timbal (Pb) bersifat racun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti pusing, anemia, bahkan kerusakan otak. Anemia terjadi karena ion Pb2+ bereaksi dengan gugus sulfhidril (-SH) dari protein sehingga menghambat kerja enzim untuk biosintesis hemoglobin.
Permintaan pasar terhadap bensin cukup besar maka untuk meningkatkan produksi bensin dapat dilakukan dengan cara:
  1.      Cracking (perengkahan), yaitu pemecahan molekul besar menjadi molekul-molekul kecil.
  2.      Reforming, yaitu mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang.
  3.      Alkilasi  atau  polimerisasi,  yaitu penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar.

2.7.7        Gas

Hasil olahan minyak bumi yang terakhir adalah gas. Gas merupakan bahan baku LPG (Liquid Petroleum Gas) yaitu bahan bakar kompor gas. Supaya gas dapat disimpan dalam tempat yang lebih kecil, gas didinginkan pada suhu antara -160 sampai -40oC supaya dapat berwujud cair.
Sebenarnya, senyawa alkana yang terkandung dalam LPG berwujud gas pada suhu kamar. LPG dibuat dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Wujud gas LPG diubah menjadi cair dengan cara menambah tekanan dan menurunkan suhunya.

2.8      Alternatif Pengganti Minyak Bumi
2.8.1 Biodiesel dari minyak kelapa
Bahan bakar minyak bumi (fosil) diperkirakan sekitar 60 tahun lagi akan habis. apabila dieksploitasi secara besar-besaran. Untuk memperlambat dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak bumi tersebut salah satunya adalah dengan bahan bakar biodiesel yang bahan bakunya sangat besar untuk dik embangkan. Salah satu bahan baku yang bisa dijadikan biodiesel adalah minyak kelapa. dalam satu molekul minyak kelapa terdiri dari 1 unit gliserine dan sejumlah asam lemak.

Dan 3 (tiga) unit asam lemak dari rantai karbon panjang adalah triglyseride (lemak dan minyak). Komponen glycerine memiliki titik didih tinggi yang dapat melindungi minyak dari penguapan (volatilizing). Pada biodiesel, komponen asam lemak dari minyak dikonversikan ke elemen lain yang disebut ester. Glycerine dan asam lemak dipisahkan dengan proses esterifikasi.

Minyak tumbuhan bereaksi dengan alkohal dan katalis, jika minyak tumbuhan adalah metanol dan kelapa, dan komponen reaktannya adalah alcohol maka akan dihasilkan coco metil ester. Coco metil ester adalah nama kimia dari coco biodiesel. .

Setelah diadakan pengujian mesin diesel dengan bahan bakar minyak vegetatif dan minyak diesel didapatkan bahwa dengan minyak vegetatif mempunyai efisiensi dan daya mesin yang lebih besar dibanding dengan minyak diesel, karena suhu gas buang yang dihasilkan lebih rendah namun terjadi penurunan kualitas nilai kalor rata-rata 2%.

Dengan nilai kalor yang rata-rata lebih rendah 2%, tetapi minyak vegetatif mempunyai angka cetana yang jauh lebih tinggi (Angka cetana rata-rata minyak diesel 45, biodiesel 62 untuk yang berbasis kelapa sawit, 51 untuk jarak pagar dan 62,7 untuk yang berbasis kelapa sayur) akan didapat keterlambatan penyalaan yang lebih pendek bila dibandingkan dengan minyak diesel.

Adanya keterlambatan penyalaan yang lebih pendek (ignition delay) daya yang dihasilkan besar dan efektif, maka akan dihasilkan unjuk kerja yang optimum. Pengujian viscositas minyak vegetatif yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti menunjukkan bahwa viskositas minyak vegetatif lebih besar bila dibandingkan dengan minyak diesel. Viskositas minyak vegetatif berkisar antara (2.3 – 6) cst dan (2.6 – 4.8).

Keuntungan dari biodiesel dari minyak kelapa.
a.       Minyak biodiesel yang bersumber dari minyak kelapa dapat dibuat secara mudah dengan cara mereaksikan (mencampurkan) minyak kelapa dengan methanol dan katalis NaOH yang akan menghasilkan biodiesel dan gliserin.
b.      Bahan bakar biodiesel minyak kelapa mempunyai potensi besar untuk diaplikasikan sebagai bahan bakar pengganti minyak diesel/solar. Flash point dari biodiesel kelapa lebih rendah dari pada solar. Nilai kalor bahan bakar biodiesel minyak kelapa setara dengan solar.

2.8.2        Gas alam                        
Gas alam seperti juga minyak bumi merupakan senyawa hidrokarbon (CnH2n+2) yang terdiri dari campuran beberapa macam gas hidrokarbon yang mudah terbakar dan non-hidrokarbon seperti N2, CO2, H2S dan gas mulia seperti He dan Ar, terdapat pula uap air dan pasir.
Umumnya gas yang terbentuk sebagian besar dari metan CH4, dan dapat juga termasuk etan C2H6 dan propan C3H8. Gas alam yang didapat dari dalam sumur di bawah bumi, biasanya bergabung dengan minyak bumi. Gas ini disebut sebagai gas associated. Ada juga sumur yang khusus menghasilkan gas, sehingga gas yang dihasilkan disebut gas non-associated.

Meski secara jangka pendek, gas alam memang bisa menyelesaikan permasalahan tersebut, tetapi dalam jangka panjang, apa yang dialami oleh minyak bumi akan terjadi pada gas alam juga. Berdasarkan data dari Natural Gas Fundamentals, Institut Francais Du Petrole pada tahun 2002, cadangan terbukti (proved reserves) gas alam dunia ada sekitar 157703,109 m3. Jumlah cadangan ini, dengan tingkat konsumsi gas alam sekarang ini, hanya akan dapat bertahan selama beberapa puluh tahun saja.
2.8.3        Biogas
Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobik digestion Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 % ) berupa metana. material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri.

Tahap pertama material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana, Sedangkan asifdifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana.

Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka tahap kedua dari proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina, methano bacterium.
Perkembangan proses Anaerobik digestion telah berhasil pada banyak aplikasi. Proses ini memiliki kemampuan untuk mengolah sampah / limbah yang keberadaanya melimpah dan tidak bermanfaat menjadi produk yang lebih bernilai. Aplikasi anaerobik digestion telah berhasil pada pengolahan limbah industri, limbah pertanian limbah peternakan dan municipal solid waste (MSW).

Biogas sebagian besar mengandung gs metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang kandungannya sangat kecil.

Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu : Menghilangkan hidrogen sulphur, kandungan air dan karbon dioksida (CO2).

Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur dioksida /sulphur trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun.

Pada saat yang sama akan membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat menimbulkan korosif.

2.9 Daerah Sebaran Kilang Minyak Bumi di indonesia
Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan maupun produk-produk lain yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia.
1.      Pertamina Unit Pengolahan I Pangkalan Brandan, Sumatera Utara (Kapasitas 5 ribu barel/hari). Kilang minyak pangkalan brandan sudah ditutup sejak awal tahun 2007.
2.      Pertamina Unit Pengolahan II Dumai/Sei Pakning, Riau (Kapasitas Kilang Dumai 127 ribu barel/hari, Kilang Sungai Pakning 50 ribu barel/hari).
3.      Pertamina Unit Pengolahan III Plaju, Sumatera Selatan (Kapasitas 145 ribu barel/hari).
4.      Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap (Kapasitas 348 ribu barel/hari).
5.      Pertamina Unit Pengolahan V Balikpapan, Kalimantan Timur (Kapasitas 266 ribu barel/hari).
6.      Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan, Jawa Barat (Kapasitas 125 ribu barel/hari).
7.      Pertamina Unit Pengolahan VII Sorong, Irian Jaya Barat (Kapasitas 10 ribu barel/hari).
8.      Pusdiklat Migas Cepu, Jawa Tengah (Kapasitas 5 ribu barel/hari).

2.10          Dampak dari penggunaan minyak bumi
2.10.1 Pencemaran udara
Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran atmosfer bumi. Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian 300 km. Sumber pencemaran udara berasal dari kegiatan alami dan aktivitas manusia.
Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran atmosfer bumi. Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian 300 km. Sumber pencemaran udara berasal dari kegiatan alami dan aktivitas manusia.
Sumber pencemaran udara di setiap wilayah atau daerah berbeda-beda. Sumber pencemaran udara berasal dari kendaraan bermotor, kegiatan rumah tangga, dan industri.



No
Polutan
Dihasilkan dari
1
Karbon dioksida (CO2)
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara), pembakaran gas alam dan hutan, respirasi, serta pembusukan.
2
Sulfur dioksida (SO2) nitrogen monoksida (NO)
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara), misalnya gas buangan kendaraan.
3
Karbonmonoksida (CO)
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara) dan gas buangan kendaraan bermotor yang pembakarannya tidak sempurna.
4
Kloro Fluoro Carbon (CFC)
Pendingin ruangan, lemari es, dan perlengkapan yang menggunakan penyemprot aerosol.

Dampak pencemaran udara dapat berskala mikro dan makro.
Pada skala mikro atau lokal, pencemaran udara berdampak pada kesehatan manusia. Misalnya, udara yang tercemar gas karbon monoksida (CO) jika dihirup seseorang akan menimbulkan keracunan, jika orang tersebut terlambat ditolong dapat mengakibatkan kematian. Dampak pencemaran udara berskala makro, misalnya fenomena hujan asam dalam skala regional, sedangkan dalam skala global adalah efek rumah kaca dan penipisan lapisan ozon.

a.      Karbon dioksida (CO2)
Pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, minyak, dan gas alam telah lama dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan manusia terhadap energi. Misalnya untuk berbagai keperluan rumah tangga, industri, dan pertanian. Ketika bahan bakar minyak tersebut dibakar, karbon dioksida dilepaskan ke udara. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah karbon dioksida yang dilepaskan ke udara terus mengalami peningkatan. Apakah dampak peningkatan CO2 terhadap lingkungan.

b.      Karbon monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berbau, tidak berasa, dan tidak stabil. Karbon monoksida yang berada di kota besar sebagian besar berasal dari pembuangan gas kendaraan bermotor yang gas-gas pembakarannya tidak sempurna. Selain itu, karbon monoksida dapat berasal dari pembakaran bahan bakar fosil serta proses industri.

Karbon monoksida dalam tubuh manusia lebih cepat berikatan dengan hemoglobin daripada oksigen. Jika di udara terdapat karbon monoksida, oksigen akan kalah cepat berikatan dengan hemoglobin.

Beberapa orang akan menderita defisiensi oksigen dalam jaringan tubuhnya ketika haemoglobin darahnya berikatan dengan karbon monoksida sebesar 5%. Seorang perokok haemoglobin darahnya sering ditemukan mengandung karbon monoksida lebih dari 10%.

Defisiensi oksigen dalam tubuh dapat menyebabkan seseorang menderita sakit kepala dan pusing. Kandungan karbon monoksida yang mencapai 0.1.% di udara dapat mengganggu metabolisme tubuh organisme. Oleh karena itu, ketika memanaskan mesin kendaraan di dalam garasi sebaiknya pintu garasi dibuka agar gas CO yang terbentuk tidak terakumulasi di dalam ruangan dan terhirup.


c.       Sulfur dioksida
Sulfur dioksida dilepaskan ke udara ketika terjadi pembakaran bahan bakar fosil dan pelelehan biji logam. Konsentrasi SO2 yang masih diijinkan ialah antara 0.3 sampai 1.0 mg m-3. Akan tetapi, di daerah yang dekat dengan industri berat, konsentrasi senyawa tersebut menjadi lebih tinggi, yaitu 3.000 mg m-3 .

Peningkatan konsentrasi sulfur di atmosfer dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia, terutama menyebabkan penyakit bronkitis, radang paru-paru (pneumonia), dan gagal jantung. Partikel-partikel ini biasanya sulit dibersihkan bila sudah mencapai alveoli sehingga menyebabkan iritasi dan mengganggu pertukaran gas.

Pencemaran sulfur (sulfur oksida) di sekitar daerah pencairan tembaga dapat menyebabkan kerusakan pada vegetasi hingga mencapai jarak beberapa kilometer jauhnya. Tumbuhan mengabsorbsi sulfur dioksida dari udara melalui stomata. Tingginya konsentrasi sulfur dioksida di udara seringkali menimbulkan kerusakan pada tanaman pertanian dan perkebunan.

d.      Nitrogen oksida
Nitrogen oksida memainkan peranan penting di dalam penyusunan jelaga fotokimia. Nitrogen dioksida dihasilkan oleh gas buangan kendaraan bermotor. Peroksiasil nitrat yang dibentuk di dalam jelaga sering menyebabkan iritasi pada mata dan paru-paru. Selain itu, bahan polutan tersebut dapat merusak tumbuhan.

e.       Hujan asam
Dua gas yang dihasilkan dari pembakaran mesin kendaraan serta pembangkit listrik tenaga disel dan batubara yang utama adalah sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2). Gas yang dihasilkan tersebut bereaksi di udara membentuk asam yang jatuh ke bumi bersama dengan hujan dan salju. Misalnya, sulfur dioksida berreaksi dengan oksigen membentuk sulfur trioksida.

2 SO2 + O2 2 SO3
Sulfur trioksida kemudian bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat.
SO3 + H2O H2SO4

Uap air yang telah mengandung asam ini menjadi bagian dari awan yang akhirnya turun ke bumi sebagai hujan asam atau salju asam. Hujan asam dapat mengakibatkan kerusakan hutan, tanaman pertanian, dan perkebunan. Hujan asam juga akan mengakibatkan berkaratnya benda-benda yang terbuat dari logam, misalnya jembatan dan rel kereta api, serta rusaknya berbagai bangunan. Selain itu, hujan asam akan menyebabkan penurunan pH tanah, sungai, dan danau, sehingga mempengaruhi kehidupan organisme tanah, air, serta kesehatan manusia.

f.       Efek rumah kaca
Efek rumah kaca merupakan gejala peningkatan suhu dipemukaan bumi yang terjadi karena meningkatnya kadar CO2 (karbon dioksida) di atmosfer. Gejala ini disebut efek rumah kaca karena diumpamakan dengan fenomena yang terjadi di dalam rumah kaca.

Pada rumah kaca, sinar matahari dapat dengan mudah masuk ke dalamnya. Sebagian sinar matahari tersebut digunakan oleh tumbuhan dan sebagian lagi dipantulkan kembali ke arah kaca.

Sinar yang dipantulkan ini tidak dapat keluar dari rumah kaca dan mengalami pemantulan berulang-ulang. Energi yang dihasilkan meningkatkan suhu rumah kaca sehingga rumah kaca menjadi panas.

Di bumi, radiasi panas yang berasal dari matahari ke bumi diumpamakan seperti menembus dinding kaca rumah kaca. Radiasi panas tersebut tidak diserap seluruhnya oleh bumi. Sebagian radiasi dipantulkan oleh benda-benda yang berada di permukaan bumi ke ruang angkasa. Radiasi panas yang dipantulkan kembali ke ruang angkasa merupakan radiasi infra merah.
Sebagian radiasi infra merah tersebut dapat diserap oleh gas penyerap panas (disebut: gas rumah kaca). Gas penyerap panas yang paling penting di atmosfer adalah H2O dan CO2. Seperti kaca dalam rumah kaca, H2O dan CO2 tidak dapat menyerap seluruh radiasi infra merah sehingga sebagian radiasi tersebut dipantulkan kembali ke bumi. Keadaan inilah yang menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat atau yang disebut dengan pemanasan global (global warning).

Kenaikan suhu menyebabkan mencairnya gunung es di kutub utara dan selatan. Kondisi ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut, sehingga menyebabkan berbagai kota dan wilayah pinggir laut akan tenggelam, sedangkan daerah yang kering menjadi semakin kering. Efek rumah kaca menimbulkan perubahan iklim, misalnya suhu bumi meningkat rata-rata 3°C sampai 4°C pada abad ke-21, kekeringan atau curah hujan yang tinggi di berbagai tempat dapat mempengaruhi produktivitas budidaya pertanian, peternakan, perikanan, dan kehidupan manusia.

g.      Penipisan lapisan ozon
Lapisan ozon (O3) adalah lapisan gas yang menyelimuti bumi pada ketinggian ± 30 km diatas bumi. Lapisan ozon terdapat pada lapisan atmosfer yang disebut stratosfer. Lapisan ozon ini berfungsi menahan 99% radiasi sinar Ultra violet (UV) yang dipancarkan ke matahari.

Gas CFC (Chloro Fluoro Carbon) yang berasal dari produk aerosol (gas penyemprot), mesin pendingin dan proses pembuatan plastik atau karet busa, jika sampai ke lapisan stratosfer akan berikatan dengan ozon. CFC yang berikatan dengan ozon menyebabkan terurainya molekul ozon sehingga terjadi kerusakan lapisan ozon, berupa penipisan lapisan ozon.

Penipisan lapisan ozon di beberapa tempat telah membentuk lubang seperti di atas Antartika dan kutub Utara. Lubang ini akan mengurangi fungsi lapisan ozon sebagai penahan sinar UV. Sinar UV yang sampai ke bumi akan menyebakan kerusakan pada kehidupan di bumi. Kerusakan tersebut antara lain gangguan pada rantai makanan di laut, serta kerusakan tanaman budidaya pertanian, perkebunan, serta mempengaruhi kesehatan manusia.

h.      Radiasi
Makhluk hidup sudah lama menjadi objek dari bermacammacam bentuk radiasi. Misalnya, radiasi matahari yang mengandung sinar ultraviolet dan gelombang infra merah. Selain berasal dari matahari, radiasi dapat juga berasal dari luar angkasa, berupa sinar kosmis dan mineral-mineral radioaktif dalam batubatuan. Akan tetapi bentuk radiasi akibat aktivitas manusia akan menimbulkan polusi.

Bentuk-bentuk radiasi berupa kegiatan uji coba bom nuklir dan penggunaan bom nuklir oleh manusia dapat berupa gelombang elektromagnetik dan partikel subatomik. Kedua macam bentuk radiasi tersebut dapat mengancam kehidupan makhluk hidup.

Dampak radiasi dapat dilihat pada tingkat genetik dan sel tubuh. Dampak genetik pada interfase menyebabkan terjadinya perubahan gen pada AND atau dikenal sebagai mutasi gen. Dampak somatik (sel tubuh) adalah seseorang memiliki otak yang lebih kecil daripada ukuran normal, cacat mental, dan gangguan fisik lainnya serta leukemia.

2.10.2 Pencemaran air
Pencemaran air meliputi pencemaran di perairan darat, seperti danau dan sungai, serta perairan laut. Sumber pencemaran air, misalnya pengerukan pasir, limbah rumah tangga, industri, pertanian, pelebaran sungai, pertambangan minyak lepas pantai, serta kebocoran kapal tanker pengangkut minyak.

a.      Limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga seperti deterjen, sampah organik, dan anorganik memberikan andil cukup besar dalam pencemaran air sungai, terutama di daerah perkotaan. Sungai yang tercemar deterjen, sampah organik dan anorganik yang mengandung miikroorganisme dapat menimbulkan penyakit, terutama bagi masyarakat yang mengunakan sungai sebagai sumber kehidupan sehari-hari.

Proses penguraian sampah dan deterjen memerlukan oksigen sehingga kadar oksigen dalam air dapat berkurang. Jika kadar oskigen suatu perairaan turun sampai kurang dari 5 mg per liter, maka kehidupan biota air seperti ikan terancam.

b.      Limbah pertanian
Kegiatan pertanian dapat menyebabkan pencemaran air terutama karena penggunaan pupuk buatan, pestisida, dan herbisida. Pencemaran air oleh pupuk, pestisida, dan herbisida dapat meracuni organisme air, seperti plankton, ikan, hewan yang meminum air tersebut dan juga manusia yang menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Residu pestisida seperti DDT yang terakumulasi dalam tubuh ikan dan biota lainnya dapat terbawa dalam rantai makanan ke tingkat trofil yang lebih tinggi, yaitu manusia.

Selain itu, masuknya pupuk pertanian, sampah, dan kotoran ke bendungan, danau, serta laut dapat menyebabkan meningkatnya zat-zat hara di perairan. Peningkatan tersebut mengakibatkan pertumbuhan ganggang atau enceng gondok menjadi pesat (blooming).

Pertumbuhan ganggang atau enceng gondok yang cepat dan kemudian mati membutuhkan banyak oksigen untuk menguraikannya. Kondisi ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan mendorong terjadinya kehidupan organisme anaerob. Fenomena ini disebut sebagai eutrofikasi.

c.       Limbah pertambangan
Pencemaran minyak di laut terutama disebabkan oleh limbah pertambangan minyak lepas pantai dan kebocoran kapal tanker yang mengangkut minyak. Setiap tahun diperkirakan jumlah kebocoran dan tumpahan minyak dari kapal tanker ke laut mencapai 3.9 juta ton sampai 6.6 juta ton. Tumpahan minyak merusak kehidupan di laut, diantaranya burung dan ikan. Minyak yang menempel pada bulu burung dan insang ikan mengakibatkan kematian hewan tersebut.


BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Minyak bumi terbentuk dari sisa fosil mahkluk hidup yang tertimbun jutaan tahun yang lalu.  Pengambilan minyak bumi dilakukan di kilang minyak. Kemudian di fraksionisasikan sesuai titik didihnya. Minyak bumi memiliki peranan penting bagi kehidupan, baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan baku industri petrokimia.

Indonesia memiliki ketergantungan yang sangat besar akan jenis sumber energi minyak, padahal Indonesia hanya memiliki cadangan minyak potensial yang hanya bertahan untuk 12 tahun. Konsumsi yang sangat besar ini mendorong Indonesia untuk mengimpor minyak dari Timur Tengah.

Perusahaan migas asing memiliki andil yang besar dalam produksi migas Indonesia. Sebagian besar produksi minyak dan gas Indonesia dikuasai oleh operator perusahaan energi asing. Kehadiran mereka berkontribusi pada proses eksplorasi untuk menemukan cadangan dan ladang migas baru.

Kehadiran perusahaan migas asing seharusnya dapat di berdayakan gunakan untuk memenuhi ketersediaan energi Indonesia, mereka bisa menjadi partner yang kuat untuk menemukan cadangan energi baru dan sumber pasokan energi energi Indonesia. Namun kebijakan pemerintah Indonesia hingga saat ini masih berorientasi ekspor sehingga pasokan energi Indonesia harus di datangkan dari luar negeri. Hal ini justru membuat kehadiran mereka menjadi penyebab atas ketidakamanan ketersediaan energi nasional.




3.2  Saran
Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat dipebarui. Kini keberadaanya sudah hampir habis. Oleh karena itu, penggunaannya harus dihemat. Penggunaan bahan olahan minyak bumi juga memiliki efek samping. Seprti gas buangan dari mesin yang mengunakan bahan olahan minyak bumi. Asap tersebut merupakan indikasi pencemaran udara dan memperburuk kondisi dunia yang mengalami global warming.

Diversifikasi energi merupakan hal yang patut untuk segera dilakukan dalam rangka melepas ketergantugnan terhadap minyak. Ketergantungan terhadap energi fosil juga sepatutnya dapat dikurangi melihat banyaknya potensi dibidang sumber energi terbaharukan Indonesia yang lebih berkelanjutan dan tidak akan habis.

Pemerintah Indonesia seharusnya dapat menetapkan domestic market obliglation (DMO) yang lebih tinggi untuk menngkatkan peran perusahaan migas dalam memasok ketersediaan energi Indonesia. Pemerintah Indonesia juga seharusnya mampu untuk menetapkan regulasi yang lebih pro terhadap kebutuhan energi nasional dibandingkan berorientasi ekspor, karena energi bukan hanya sebagai barang komoditas tapi juga strategis.
Pemerintah Indonesia yang memiliki kewajiban untuk menjaga keberlangsungan ekonomi negara dan kesejahteraan rakyat mempertimbangkan ulang mengenai prioritas dalam kebijakan energy menyangkut andil perusahaan migas asing.
  


DAFTAR PUSTAKA

·         www.migasnet_fajar.blogspot
·         Sandri. 2009. Chemistry 1 For Senior High School Year X. Jakarta: Yudhistira.
·         Anis Dyah. 2012. PR Kimia Kelas X Semester 2. Klaten: PT Intan Pariwara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar